MAKALAH GANGGUAN DEPRESI



0 komentar
PEMBIMBING:
INTAN, S.KEP.NS.
KELOMPOK 4
1. NURIL IMANIA KAMILA (090201047)
3. ERWI ROSALINA (090201051)
4. SUMIN TATIK LESTARI (090201052)
5. MEIGA ANGGRAINI (090201053)
6. STALASATUN KHASANAH (090201055)
7. ARIFAH NUR KHASANAH (090201056)
8. DEWI RATIH MERDEKA WATI (090201057)
9. FITRIANA SITORESMI (090201058)
10. RAHAYU MARTHA SUSIANTI (090201059)
11. IIN INDRAYATI (090201060)
12. INDRI WULANSARI (090201061)
14. ANGGUN PUTRI PERTIWI (090201063)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN

Gangguan depresi adalah Penyakit suasana hati lebih dari sekedar kesedihan atau sekedar duka cita dan bertahan lama. Selain itu depresi juga berarti suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan, dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.
Biasanya depresi mempunyai cirri-ciri yang berupa perasaan atau emosi yang disertai komponen sikologik: rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatic: anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari diam dan sedih, terutama pada pasien yang kecewa karena tidak berhasil dalam menyelesaikan masalahnya.

BAB II
SCENARIO 3
Seorang gadis usia 25 th, berhaasil diselamatkan seteah tadi pagi melakukan percobaan bunuh diri dengan minum obat serangga. Keluarga melaporkan bahwa beberapa bulan terakhir ini putrinya terlihat murung dan lebih suka menyendiri dikamar, saat pengkajian pasien mengatakan putus asa, merasa bingung apa yang harus dilakukan. Klien adalah mahasiswi tingkat akhir yang telah memasuki semester ke-10. Skripsi yang dikerjakannya mengalami kebuntuan bahkan sekarang klien merasa tidak ada semangat lagi untuk mengerjakan , selalin itu klien juga merasa malas untuk berativitas yang lain termasuk ke kampus , hingga merasa bahwa mengakhiri hidup adalah jalan yang lebih baik.
STEP 1
KATA SULIT
Putus asa: gampang menyerah sebelum mencapai tujuan
Murung:tidak bahagia, sedih, susah, gundah gulana
STEP 2
Pertanyaan: pengertian depresi,tanda dan gejala dari depresi
Masalah: depresi


STEP 3-STEP 4
Pengertian depresi: perasaan seseorang yang sedih dan pesimis karena dia tidak dapat memenuhi keinginannya.
Tanda dan gejala: sedih, murung, gelisah, letih, tidak punya semangat hidup, cepat marah, frustasi.
STEP 5
1. Konsep dasar depresi
2. Rentang respon
3. Factor predisposisi dan presipitasi
4. Klasifikasi depresi
5. Identifikasi terhadap stressor
6. Mekanisme dan sumber koping
7. Pemeriksaan status mental pasien
8. Tahap penanganan
9. Pemeriksaan diagnosis medis
10. Askep







STEP 6-STEP 7
1. KONSEP DASAR DEPRESI
Pengertian Depresi:
• Penyakit suasana hati lebih dari sekedar kesedihan atau sekedar duka cita dan bertahan lama.
• Suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan, dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.
• Suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen sikologik: rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatic: anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Penyebab
• Peristiwa kehidupan sehari-hari atau perubahan kimia dalam otak
• Efek samping obat
• Penyakit fisik
• Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin
• Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampsk pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial
• Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
• Efek samping obat
• Beberapa penyakit fisik
Tanda dan gejala
• Merasa sedih
• Kehilangan gairah untuk aktivitas
• Kelelahan atau merasa lamban dan lesu
• Kesulitan konsentrasi
• Masalah tidur
• Merasa bersalah, tidak berharga dan putus asa
• Nafsu makan berkurang dan berat badan turun
Faktor resiko
• Keluarga dengan mempunyai riwayat penyakit jiwa
• Penggunaan alkohol yang berlebihan atau narkoba
• Kurang dukungan social
• Kegagalan terapi
• Belum mengungkapkan status HIV
2. RENTANG RESPON DEPRESI
RENTANG RESPONS

Respon adaftif Respon maladaftif


Respon reaksi berduka supresi emosi penundaan depresi/mania
emosional tak terkomplikasai reaksi berduka

1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berpern aktif dalam dunia internal dan eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.
2. Reaksi berduka takterkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menhadapi suatu kehilangan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya.
3. Supresi emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, terlepas dari perasaan tersebut, atau internalisasi terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang.
4. Penundaan reaksi berduka adalah ketiadaan yang persistan respon emosional terhadap kehilangan. Ini dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata pada proses berduka, atau keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun.

5. Depresi atau melankolia adalah suatu kesedihan dan perasaan duka yang berkepanjangan atau abnormal. Dapat digunakn untuk menunjukkan berbagai fenomena, seperti tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit, atau entitas klinis.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
• Faktor genetik , transimisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan.
• Berbalik pada diri sendiri , perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. (kehilangan obyek atau orang ) sehingga menyalahkan diri sendiri.
• Faktor perkembangan , individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
• Akibat gangguan perkembangan terhadap penilaian diri ( pesimis , tidak berharga , tidak ada harapan )
• Modal belajar ketidakberdayaan adanya pengalaman kegagalan , menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah .
• Modal perilaku karena kurang penguatan positif selama bereaksi dengan lingkungan .
• Modal biologi , perubahan kimiawi , defisiensi katekolamin , tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi kortisol.

FAKTOR PRESIPITASI
• Faktor biologis
o Ketidak seimbangan metabolisme, kususnya obat anti hipertensi dan zat adiktif
• Faktor Psikologis
o Kehilangan kasih sayang (kehilangan cinta, harga diri )
o Faktor sosiokultural
o Kejadian penting dalam kehidupan
o Banyak peran dan konflik peran
4. KLASIFIKASI
F32 Episode Depresif
Gejala utama:
• Afek depresif
• Kehilangan minat dan kegembiraan
• Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keaadaan mudah lelah
Gejala lainnya:
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
F32.0 Episode Depresif Ringan
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas
• Di tambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
• Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
• Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
• Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan
F32.1 Episode Depresif Sedang
• Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala utama depresi seperti pada episode depresi ringan
• Ditambah sekurang-kurangnya 3 dari gejala lainnya
• Lamanya seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2 minggu
• Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga

F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik
• Semua 3 gejala utama depresi harus ada
• Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gjala lainnya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat
• Bila ada gejala penting yang mencolok, mka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci
• Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegagkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
• Sangat tidak mingkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga,kecuali pada taraf yang sangat terbatas
F32.3 Episode Depresif Berat denagan Gejala Psikotik
• Episode depresi berat yang memenuhi kriteria F32.2
• Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau alfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat manuju pada stupor, jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan efek (mood congruent)




5. PENILAIAN TERHADAP STRESOR
Stressor kognitif afektif fisiologi Perilaku sosial diagnosa
Biologi
1.cacat -mencela diri
-pesimis
-pikiran yang destruktif tentang diri -putus asa
-harga diri rendah
-rasa tidak berharga -gangguan pencernaan
-anorexia
-perubahan berat badan
-insomnia -mudah tersinggung
-kebersihan diri kurang
-menangis
-perubahan tingkat aktifitas
-imobilitas -isolasi sosial
-menarik diri




Resirga diri resiko bunuh diri b.d harga diri
Psikologis
-konsep diri
-trauma
-tidak ada
-tidak ada coping
-kehilangan sesuatu yang di sayang -pesimis
-kebingungan
-tidak mampu konsentrasi
-kehilangan minat dan motifasi
-menyalahkan diri sendiri -kemarahan
-Rasa bersalah
-kesepian
-kesedihan -gangguan pencernaan
-anorexia
-perubahan berat badan
-insomnia -menangis
-perubahan tingkat aktifitas -isolasi sosial
-menarik diri
Sosial budaya
-beban hidup
(bikin skripsi)
-persaingan -tidak mampu konsen
-kehilangan minat dan motifasi
-pikiran yang destruktif tentang diri
-kebingungan -putus asa
-ketidak berdayaan
-murung -gangguan pencernaan
-anorexia
-perubahan berat badan
-insomnia


6. MEKANISME KOPING
Diagnose Kemampuan personal Aset materi Baksos Keyakinan positif
Resiko bunuh diri -putus asa
-Tidak ada motofasi untuk melanjutkan aktifitas
-ada biaya -keluarga
- tenaga kesahatan Tidak ada


7. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL :
a. deskripsi umum
1. penampilan: seorang wanita 25 tahun
2. kesadaran normal
3. perilaku dan aktifitas psikomotor: tidak ada
4. pembicaraan: bisa di ajak komunikasi dengan baik
5. sikap terhadap pemeriksa: kooperatif
b. keadaan afektif
1. mood: sulit dinilai
2. afek: tumpul
3. empati: tidak dapat dirabarasakan
c. fungsi intelektual kognitif
1. taraf pendidikan, pengetahuan umum, kecerdasan: sesuai dengan tingkat pendidikan umum
2. daya konsentrasi: baik
3. orientasi (waktu,tempat,orang): baik
4. daya ingat: baik
5. pikiran abstrak: buruk
6. bakat kreatif: tidak ditelusuri
d. gangguan persepsi
1. halusinasi: tidak ada
2. ilusi: tidak ada
3. depersonalisasi dan derealisasi: tidak ada
e. proses berfikir
1. arus pikiran
produktifitas: ada
2. isi pikiran
gangguan pikiran: putus asa
8. PENANGANAN
• CBT (cognitive behavioral therapy )
o Digunakan untuk memperbaiki distorsi cognitive dalam memandang diri dan masa depan sehingga akan memunculkan suatu kekuatan diri dalam dirinya bahwa dirinya mampu untuk mengatasi masalah tersebut.
• Psyhodinamic psychotherapy
o Membantu remaja memahami, mengidentifikasi perasaan, meningkatkan rasa PD , meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengatasi konflik yang sedang dialami.
• Interpersonal pshycoteraphy
o Untuk mengatasi depresi yang disebabkan oleh peristiwa – peristiwa yang menyebabkan kesedihan / trauma , kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain .
• Terapi suportik
o Untuk mengurangi taraf depresi.

9. DIAGNOSA MEDIS
Gangguan depresi menurut PPDGJ III dibagi menjadi :
F.32.0 episode depresi ringan
F.32.1 episode depresif sedang
F.32.2 episode depresi berat tanpa gejala psikotik
F.32.3 episode depresif berat dengan gejala psikotik


10. ASKEP
PENGKAJIAN
A. Data subjektif
o Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara
o .Sering mengemukakan keluhan somatik.
o Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri
B. Data obyektif:
o Gerakan tubuh yang terhambat,
o tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot,
o ekspresi wajah murung,
o gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadang kadang dapat terjadi stupor
o . Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis
o .Proses berpikir terlambat, seolah olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional),
PERENCANAAN
NO DX TUJUAN INTERVENSI
1 Resiko mencederai diri b.d depresi Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien tidak mencederai diri
Kriteria hasil :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat menggunakan koping adaftif
3. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
5. Klien dapat menggunakan dukungan social
6. Klien dapat menggunakan obat dengan baik dan benar 1. Perkenalkan diri dengan klien
2. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
3. Dengarkan pernyataan pasien dengan sikap sabar empati
4. Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginan
5. Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
6. Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien
7. Tanyakan pada pasien cara yang biasadilakukan mengatasi perasaan sedih atau menyakitkan
8. Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
9. Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping
10. Beri dorongan pada klien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
11. Beri dorongan pada klien untuk mencoba koping yang telah dipilih
12. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri atau melukai diri sendiri
13. jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya atau orang lain, ditempat yang aman dan terkunci
14. jauhkan alat yang membahayakan pasien
15. awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah di pantau oleh petugas
16. bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputus asaannya
17. kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu
18. bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan ( misal : hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan )
19. kaji dan manfaatkan sumber-sumber eksternal individu ( orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan)
20. kaji sistem pendukung keyakinan ( nilai, pengalamn masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama)
21. lakukan rujukan sesuai indikasi ( konseling pemuka agama)
22. diskusikan tentang obat ( namam dosis, frekuensi, efek dan efek smping minum obat)
23. bantu dengan menggunakan obat dengan prinsip 5 benar ( benar pasien, obat, dosis, cara, waktu)
24. anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan
25. beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar

BAB III
KESIMPULAN

Gangguan depresi adalah Gangguan depresi adalah Penyakit suasana hati lebih dari sekedar kesedihan atau sekedar duka cita dan bertahan lama. Selain itu depresi juga berarti suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan, dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.
Biasanya depresi mempunyai ciri-ciri yang berupa perasaan atau emosi yang disertai komponen sikologik: rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatic: anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari diam dan sedih, terutama pada pasien yang kecewa karena tidak berhasil dalam menyelesaikan masalahnya.
Manifestasi klinis gangguan ini adalah lebih suka menyendiri , putus asa , merasa bingung dengan apa yang harus dilakukan , malas untuk beraktivitas .
Gangguan Somatoform berdasarkan PPDGJ III dibagi menjadi :episode depresi ringan , episode depresi sedang , episode depresi berat tanpa psikotik dan episode depresi berat dengan gejala psikotik.




DAFTAR PUSTAKA


___. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. 2001. Media Aesculapicus : Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura.
Departemen Kesehatan R.I. 1993.Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia III cetakan pertama. Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI : Jakarta
Kaplan, B.J., Sadock, V.A, 2007, Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry :
Behavioral
Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa cetakan kesembilan.
Airlangga University Press : Surabaya
Nevid, J.S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal Jilid I.Edisi 5. PenerbitErlangga :
Jakarta
Pardamean E. 2007. Simposium Sehari Kesehatan Jiwa Dalam Rangka
Menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia : Gangguan Somatoform. Ikatan
Dokter Indonesia Cabang Jakarta Barat.
Tomb, D. A. 2004.Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. EGC : Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post