MAKALAH KISTA KELENJAR BARTOLINI



3 komentar
KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Gangguan perdarahan di luar dan di dalam siklus menstruasi “ Amenorhea “
Makalah ini diselesaikan karena bantuan beberapa pihak,maka kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Andari Wuri Astuti ,S.SiT selaku pembimbing.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah ikut menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari harapan sempurna untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dan semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, Maret 2011

Penyusun









DAFTAR ISI

Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar isi 3

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang 4
II. Rumusan Masalah 4
III. Tujuan 5
IV. Manfaat 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian kista kelenjar bartolini 6
II. Gejala kista kelenjar bartolini 8
III. Epidemiologi kista kelenjar bartolini 10
IV. Stadium kista kenjar bartolini........................................................... 11
V. Penanganan dan pengobatan............................................................ 12

BAB III KASUS 22

BAB IV PEMBAHASAN 24

BAB V PENUTUP
I. Kesimpulan 30
II. Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Organ kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan organ genitalia eksterna. Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah satunya adalah infeksi, infeksi dapat mengenai organ genitalia interna maupun eksterna dengan berbagai macam manifestasi dan akibatnya. Tidak terkecuali pada glandula vestibularis major atau dikenal dengan kelenjar bartolini. Kelenjar bartolini merupakan kelenjar yang terdapat pada bagian bawah introitus vagina. Jika kelenjar ini mengalami infeksi yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya kista bartolini, kista bartolini adalah salah satu bentuk tumor jinak pada vulva. Kista bartolini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya sumbatan pada duktus kelenjar bartolini, yang menyebabkan retensi dan dilatasi kistik. Dimana isi di dalam kista ini dapat berupa nanah yang dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat dapat dapat mengumpul di dalam menjadi abses.
Kista bartolini ini merupakan masalah pada wanita usia subur, kebanyakan kasus terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun dengan sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami kista bartolini atau abses dalam hidup mereka, sehingga hal ini merupakan masalah yang perlu untuk dicermati. Kista bartolini bisa tumbuh dari ukuran seperti kacang polong menjadi besar dengan ukuran seperti telur. Kista bartolini tidak menular secara seksual, meskipun penyakit menular seksual seperti Gonore adalah penyebab paling umum terjadinya infeksi pada kelenjar bartolini yang berujung pada terbentuknya kista dan abses, sifilis ataupun infeksi bakteri lainnya juga dianggap menjadi penyebab terjadinya infeksi pada kelenjar ini.
II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kista kelenjar bartolini ?
2. Bagaimanaepidemiologi pada kista kelenjar bartolini ?
3. Apa gejala dari kista kelenjar bartolini ?
4. Apa saja stadium kista kelenjar bartoilini ?
5. Bagaimana cara penanganan kista kelenjar bartolini ?

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kista kelenjar bartolini dapat terjadi pada perempuan .
2. Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan yang terjadi kerena gangguan sistem reproduksi salah satunya kista kelenjar bartolini .
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kista kelenjar bartolini.



IV. Manfaat
1. Memberikan penjelasan pada masyarakat khususnya perempuan dalam masa reproduktif mengenai hal-hal yang terjadi bila mengalami kista pada kelenjar bartolini.
2. Mendeteksi secara dini yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perempuan apabila terkena kista kelenjar bartolini.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian kista kelenjar bartolini
Kista adalah tumor iinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya.
Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang terbentuk di bawah kulit atau di suatu tempat di dalam tubuh. Kista kelenjar Bartholin terjadi ketika kelenjar ini menjadi tersumbat. Kelenjar Bartolini bisa tersumbat karena berbagai alasan, seperti infeksi, peradangan atau iritasi jangka panjang. Apabila saluran kelenjar ini mengalami infeksi maka saluran kelenjar ini akan melekat satu sama lain dan menyebabkan timbulnya sumbatan. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ini kemudian terakumulasi, menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kista menjadi terinfeksi
2. Gejala-gejala kista kelenjar bartolini
Kista dapat memberikan berbagai keluhan seperti nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut. Untuk jenis kista folikel, biasanya tidak memberikan rasa nyeri. Sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya. Namun, jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan merasa nyeri yang bertambah bila melakukan aktivitas fisik berat.
Tidak seperti kista folikel, kista korpus luteum umumnya memberikan nyeri hanya pada satu sisi dari perut bagian bawah. Penderita juga mengalami perubahan pola haid, misalnya terlambat haid atau pendarahan diantara periode haid. Pendarahan vagina yang hebat dan tidak teratur jika berlangsung kronik dapat berakibat pada anemia. Nyeri perut yang timbul biasanya hebat dan dapat disertai mual dan muntah. Pembesaran perut juga sering terjadi pada beberapa jenis kista yang cenderung tumbuh makin besar. (http://id.shvoong.com/)
3. epidemiologi kista kelenjar bartolini
Dua persen wanita mengalami kista Bartolini atau abses kelenjar pada suatu saat dalam kehidupannya. Abses umumnya hampir terjadi tiga kali lebih banyak daripada kista. Salah satu penelitian kasus kontrol menemukan bahwa wanita berkulit putih dan hitam yang lebih cenderung untuk mengalami kista bartolini atau abses bartolini daripada wanita hispanik, dan bahwa perempuan dengan paritas yang tinggi memiliki risiko terendah. Kista Bartolini, yang paling umum terjadi pada labia majora. Involusi bertahap dari kelenjar Bartolini dapat terjadi pada saat seorang wanita mencapai usia 30 tahun. Hal ini mungkin menjelaskan lebih seringnya terjadi kista Bartolini dan abses selama usia reproduksi. Biopsi eksisional mungkin diperlukan lebih dini karena massa pada wanita pascamenopause dapat berkembang menjadi kanker. Beberapa penelitiantelah menyarankan bahwa eksisi pembedahan tidak diperlukan karena rendahnya risiko kanker kelenjar Bartholin (0,114 kanker per 100.000 wanita-tahun).Namun, jika diagnosis kanker tertunda, prognosis dapat menjadi lebih buruk. Sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami kista Bartolini atau abses di dalam hidup mereka. Jadi, hal ini adalah masalah yang perlu dicermati.Kebanyakan kasus terjadi pada wanita usia antara 20 sampai 30 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada wanita yang lebih tua atau lebih muda.

4. Stadium kista kelenjar bartolini
1. Kista non-neoplastik
Kista non-neoplastik bersifat jinak dan biasanya akan mengempis dengan sendirinya setelah dua atau tiga bulan.

2. Kista neoplastik.
Kista kneoplastik umumnya harus dioperasi, namun tetap tergantung pada ukuran dan sifatnya, apakah membahayakan atau tidak.
Selain pada ovarium, kista dapat juga tumbuh di vagina dan daerah vulva (bagian luar alat kelamin wanita). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, ductus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea, serta inklusi epidermal.
Kista umumnya tidak disertai dengan keluhan atau gejala spesifik. Keluhan biasanya akan muncul jika ukuran kista sudah membesar dan letaknya mengganggu organ lain di sekitarnya. Jika si penderita menekan saluran kemih, usus, saraf, atau pembuluh darah besar di sekitar rongga panggul, maka?akan menimbulkan keluhan berupa susah buang air kecil dan buang air besar, gangguan pencernaan, kesemutan, atau bengkak pada kaki.
Kista memang tumor yang jinak, namun 20-30% kista dapat berpotensi menjadi ganas. Keadaan itu ditandai dengan terjadinya pembesaran tumor dalam waktu singkat sehingga memicu tumbuhnya kanker.
Pasalnya, sampai sekarang belum diketahui secara pasti faktor-faktor penyebab tumbuhnya kista dalam tubuh seorang wanita dan cara pencegahannya pun belum terungkap dengan jelas. Ada penelitian yang menyatakan bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur untuk berovulasi. Dalam siklus reproduksi, satu sel telur dalam ovarium wanita setiap bulannya akan mengalami ovulasi, yaitu keluarnya inti sel telur dari folikel untuk kemudian ditangkap serabut fimbria dan ditempatkan di saluran ovarium, dan siap dibuahi jika bertemu sperma. Folikel yang sudah kehilangan inti sel telur itu disebut dengan corpus luteum, yang secara normal akan mengalami degenerasi dan hilang diserap tubuh.
Namun, ada kalanya proses keluarnya inti sel telur dari dalam folikel gagal terjadi. Sel telur yang gagal berovulasi tersebut lama-kelamaan dapat berubah menjadi kista. Selain itu, dapat pula terjadi kegagalan penyerapan corpus luteum oleh tubuh. Keadaan itu dapat pula berpotensi menyebabkan kista.
Selain disebabkan oleh kelainan pada sel telur (folikel), kista di ovarium juga dapat tumbuh begitu saja. Kista semacam itu terdiri atas selaput yang berisi darah kental dan sering disebut sebagai endometriosis.
Seiring dengan berjalannya waktu, kista akan terus mengalami pembesaran. Dalam jangka waktu tertentu, kista terus tumbuh hingga diameternya mencapai puluhan sentimeter. Sebenarnya tidak ada patokan mengenai ukuran besarnya kista sehingga berpotensi untuk pecah. Pecahnya kista dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rusak dan menimbulkan terjadinya perdarahan yang dapat berakibat fatal
5. Penanganan dan pengobatan
1. Dengan mengangkat kista melalui operasi.
Namun, tindakan pengobatan tersebut hingga kini belum memberikan hasil yang memuaskan. Tindakan operasi pengangkatan kista tidak menjamin kista tidak akan tumbuh kembali nantinya. Selama seorang wanita masih memproduksi sel telur, maka potensi untuk tumbuh kista akan tetap ada. Namun, dengan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran kaum wanita saat ini untuk memeriksakan organ reproduksinya merupakan langkah awal yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya kista.

2. Mengatasi Kista dengan Laparoskopi
Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain.
Teknik ini disebut juga teknik operasi minimal invansif (Minimal Invansive Surgery). Namun, teknik ini tetap memiliki resiko bagi pasien, terutama karena saat melakukan operasi tersebut, dokter yang menangani memerlukan ruang dalam rongga perut sehingga memerlukan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan rongga perut, antara lain risiko yang dapat terjadi jika gas bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam pem- buluh darah.

Pantangan makanan bagi pasien kista:
- santan, alpukat, kuning telur
- seafood
- fastfood
- gorengan (bila menggoreng lebih baik menggunakan olive oil/minyak zaitun)
- susu sapi (ganti dg susu diet, misalnya WRP)
- susu kedelai, termasuk tahu tempe
- jeroan
- makanan2 manis, termasuk buah2an, misalnya lengkeng, rambutan, mangga.




























KASUS

Aku juga sedang mengalami penyakit itu, malu deh rasanya soalnya aku blm nikah msh gadis juga... jd risih ke dokter kandungan... apalagi pas pertama kali ke bidan langsung di kira hamil, sekarang masih ada kistanya... wkt itu sih cuma diiris sm dokter utk di keluarin isinya the next months kembali lagi... klo lg bengkak gak enak bgt enak rasanya... cenut cenut gitu trus perih... coba pake pantyliners therapy yg di jual di multimarketing itu lho... bisa sih kempes tp balik lagi klo lg gak pake... uhuhuhu... sedih bgt... pingin sembuh kayak dulu lagi... awal mulanya sih keputihan berlebihan... jadi klo keputihan berlebihan jangan di anggap enteng... sekarang jadi nyesel... mau sembuh... mau sembuh... info di atas berguna bgt jd tau banyak, soalnya ada beberapa dokter yg gak ngejelasin detail ttg penyakit, knp bisa timbul ato penanggulangannya... setelah operasi itu pernah kambuh lagi tidak? atau ada keluhan... pengaruh ke masa depan gak? maksudnya will have problem having baby...






























PEMBAHASAN KASUS

Pada kasus diatas tampaknya memang dapat menjadi masalah bagi Ny. nina. Tentu saja dengan keadaanya sekarang dengan menstruasi yang tidak normal membuatnya keadaanya tidak seperti perempuan lainnya. Siklus menstruasi yang sangat pendek dengan jumlah perdarahan yang normal, membuat ibu Nina seringkali mengalami lesu dan lemas yang dapat mengakibatkan anemia.
Namun, disinilah peran seorang bidan yang harus mampu memberi dukungan, motivasi serta semangat agar ibu Nina berusaha untuk memperbaiki keadaanya sekarang. Sebenarnya dari pemeriksaanya yang dilakukan oleh bidan, tidak didapatkan sesuatu yang sangat membahayakan namun dari data - data yang didapat Ny nina memang mengalami anemia yang disebabkan karena siklus menatruasi yang cukup pendek, sehingga kondisinya pun lemah.
Dan ini bisa berpengaruh pada siklus menstruasi yang tidak teratur. Sehingga Ny. Nina dianjurkan untuk menganti alat kontrasepsi yang lain, sehingga diharapkan dengan mengganti alat kontrasepsi yang lain menstruasinya dapat kembali normal. Namun, untuk menegakkan diagnose perlu melakukan kolaborasi dengan dokter obgsyn sehingga perlu dilakukan rujukan. dan
Dalam kasus ini bidan melakukan fungsinya sebagai konselor yang baik dengan cara memberikan KIE yang tepat dan jelas kepada klien. Namun mengenai kelainan yang dialami klien untuk mengetahui secara pasti maka bidan harus merujuk atau menyarankan klien untuk periksa kepada tenaga medis yang lebih ahli,dalam hal ini adalah dokter kandungan. Karena pemeriksaan yang harus dilakukan juga bukan hanya pemeriksaan fisik luar saja tapi organ bagian dalam juga yang sudah keluar dari wewenang bidan.











PENUTUP

I. KESIMPULAN
Menstruasi merupakan hal yang sangat fisiologis yang dialami oleh setiap perempuan normal. Namun, ada hal yang harus diperhatikan bahwa tidak semua perempuan mengalami menstruasi yang normal. Ada beberapa macam gangguan menstruasi yang mungkin terjadi pada perempuan, salah satunya polymenorea.
Tentu saja, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang perempuan mengalami polimenore seperti karena kesuburan endometrium kurang akibat dari pengaruh hormon combinasi progesteron dan estrogen yang sangat berpengaruh pada endometirum. Namun dengan demikian, polimenore bukanlah suatu kejadian yang sangat membahayakan. Dengan penanganan yang khusus tentu saja pada ahlinya yaitu dokter obgsyn, polimenore dapat disembuhkan .

II. SARAN

1. Setiap perempuan hendaknya waspada terhadap gejala yang menunjukkan adanya polimenorea .
2. Hendaknya bidan memberikan penyuluhan pada tiap perempuan mengenai polimenorea.


DAFTAR PUSTAKA

http://nenkeliezbid.blogspot.com/2010/04/siklus-haid.html
http://akd3b.wordpress.com/2010/06/18/poliminorea/
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-nurmasadah-5571-3-babii.pdf
Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG

Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan Praktikum Kesehatan Reproduksi

3 komentar:

echa at: 3 April 2015 pukul 13.12 mengatakan...

Skrng saya jg sepertinya kena kista bartolini, udh periksa kedokter tp ktnya br peradangan, minggu ini mau cek up lg, biar lbh tau kelanjutannya.. Tp emng ga enk bgt benjolannya seprti membesar dan nyeri jd ga bs bebas bergerak

echa at: 3 April 2015 pukul 13.13 mengatakan...

Ohiya, thx banget infonya ka

Unknown at: 23 Februari 2017 pukul 13.20 mengatakan...

Sebulan yang lalu saya mengidap kista bartholini dengan peradangan.. awalnya ada benjolan kecil seperti biji kacang di sebelah kiri vagina tapi benjolan itu kadang hilang dengan sendirinya. Disaat habis berhubungan atau selama buang air besar benjolan itu muncul tapi beberapa waktu kemudian benjolan itu tidak teraba. Waktu itu saya tidak terlalu khawatir sampai suatu hari saat bangun tidur saya merasakan nyeri di bagian vagina sebelah kiri.ternyata ada benjolan mulanya sebesar telur puyuh dan itu sangat mengganggu rasanya nyeri,sakit,dibuat duduk pun susah. Keesokannya saya ke puskesmas setelah di periksa dokter dugaan sementara ialah kista bartholini karena dokternya belum begitu yakin. Akhirnya dibuat rujukan ke spesialis kandungan. Keesokannya lagi saya datang ke rumah sakit menemui dokter spesialis kandungan. Dan saya merasa agak terkejut bahwa dokter bahwa saya mengidap kista bartholin. Dokter menyarankan untuk segera di operasi saja. Setelah mencocokkan dengan jadwal dokternya akhirnya dua hari berikutnya saya dijadwalkan untuk operasi. Untuk sementara saya di beri obat penahan nyeri dan anti radang karena semakin hari kelihatan semakin besar dan rasa sakitnya lebih nyeri ketimbang hari pertama. Malam sebelum operasi saya mengalami sakit yang luar biasa. Tidak bisa terlelap karena terus merintih kesakitan. Beberapa waktu kemudian saya merasakan cairan yang keluar dr vagina. Cairan itu adalah darah plus nanah. Cairan itu sempat keluar terus beberapa saat. Setelah itu rasa sakit mulai berkurang dan volume kista agak mengecil. Paginya saya ke rumah sakit karena siangnya adalah jadwal opersi. Setiba di RS ke bagian pendaftaran,tak lama kemudian diantar ke kamar rawat. Diminta istirahat sebelum sebelum akhirya diambil sampel darah untuk cek di lab.sembari perawat mengambil sampel darah saya utarakan apa yang terjadi semalam. Katanya itu tidak apa apa malah bagus kalo bisa keluar sendiri cairannya tapi tetap saja harus dioperasi untuk menghilangkan biangnya. Sekitar pukul 14.30 saya di bawa keruang operasi. Pertama saya ditemui dokter anestesi menjelaskan bahwa nanti saya akan di bius total. Jadi nanti selama opersai saya akan tertidur. Lamanya operasi kurang lebih 30 menit. Dokter menjalankan operasi ekstirpasi atau pengangkatan kelenjar supaya tidak akan terjadi lagi kista dan semacamnya. Saya sadar kira kira sejam kemudian setelah itu baru dipindahkan ke kamar rawat lagi. Pagi selanjutnya saya sudah diperbolehkan pulang . Jadwal ceck-up seminggu setelah operasi ,kali ini doter melihat jhitan bekas opeasinya karena jaitannya sudah kering akhirnya dilepas benangnya sebagian. Ouh iya dalam operasi saya kemarin menggunakan 2 macam jaitan. Sebelah dalam di jait dengan benang tanpa cabut (langsung jadi daging) dan satu lagi dengan benang yang harus di cabut,maaf kalo di dunia medis saya tidak tau apa namanya keduanya. Dua minggu berikutnya ceck-up lagi untuk mencabut sebagiannya lagi dan memeriksa kondisinya. Kata dokter alhamdulillah sudah baik.tapi harus tetap menjaga kebersihan intim. Ini sudah 2 minggu setelah ceck-up terakhir,dan mulai kembali melakukan aktivitas biasa. Sudah bisa duduk dengan nyaman. Saya sangat bersyukur karena kesembuhan saya di bilang cepat. Saya pernah dengar kalo pasien operasi kista bartholini memerlukan sekitar 3 bulan untuk sembuh total betapa ngeri mendengarnya.

Posting Komentar

newer post older post