MAKALAH TUMBUH KEMBANG SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN



0 komentar
TUGAS PRAKTIKUM KESEHATAN REPRODUKSI
ASPEK FISIK,PSIKOSOSIAL TUMBUH KEMBANG PEREMPUAN SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN,GANGGUAN DAN MASALAHNYA
(PERIODE BAYI DAN ANAK)







SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2010
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kesehatan reproduksi dan hukum kesehatan yang berjudul “Aspek Fisik,Psikososial Tumbuh Kembang Perempuan Sepanjang Daur Kehidupan,Gangguan Dan Masalahnya (Periode Bayi Dan Anak)”
Makalah ini diselesaikan karena bantuan beberapa pihak,maka kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Herlin Fitriana,S.SiT selaku pembimbing.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah ikut menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari harapan sempurna untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dan semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, April 2010

Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… 2
Daftar isi .................................................................................................................. ....... 3
BAB I PENDAHULUAN
i. Latar Belakang …………………………………………………………………… 4
ii. Rumusan Masalah …………………………………………………………........... 5
iii. Tujuan …………………………………………………………………………….. 5
iv. Manfaat …………………………………………………………………………… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
i. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan ……………………………………… 7
ii. Ciri-ciri tumbuh kembang …………………………………………………………. 7
iii. Faktor yanag mempengaruhi tumbuh kembang …………………………………... 9
iv. Periode tumbuh kembang …………………………………………………………. 17
v. Stimulasi tumbuh kembang ……………………………………………………….. 19
vi. Gangguan dalam tumbuh kembang ……………………………………………….. 22
BAB III KASUS ....................................................................................................... ......... 34
BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………………….... 37
BAB V PENUTUP
i. Kesimpulan ……………………………………………………………………..... 43
ii. Saran ……………………………………………………………………………... 44
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 45

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi ditujukan bagi laki-laki maupun perempuan namun dalam hal ini perempuan mendapatkan perhatian lebih karena begitu kompleksnya alat reproduksi perempuan. Kesehatan reproduksi membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang,selain itu kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta permasalahan yang dihadapi oleh perempuan.
Permasalahan yang dihadapi perempuan sangat kompleks daripada permasalahan yang dihadapi oleh laki-laki. Dalam setiap fase atau masanya perempuan memiliki masalah yang berbeda-beda. Tumbuh kembang merupakan salah satu dri siklus yang penting bagi kelangsungan hidup perempuan. Tumbuh kembang seorang perempuan harus diperhatikan sejak dini,dari perempuan dalam masa bayi dan anak hingga masa dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan sesesorang sangat perlu perhatian penuh dalam masa-masa bayi dan anak,karena dalam masa-masa ini akan dibentuk pola perilaku seseorang kelak. Apabila pola perkembangan dan pertumbuhannya terhambat pada masa-masa ini seseorang juga akan mengalami kesulitan menjalani kehidupannya saat remaja dan dewasa kelak.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor,antara lain : fisik,psikososial,dll. Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan maka didapati juga banyaknya gangguan yang bisa terjadi pada masa-masa ini,misalnya saja gangguan bicara dan bahasa pada seorang balita hanya dikarenakan kurangnya stimulasi dari kedua orang tua dan lingkungan sekitarnya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut.
Pertumbuhan dan perkembangan tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja,karena pertumbuhan dan perkembangan selalu berubah setiap saat,bisa berubah lebih baik namun juga bisa berubah lebih buruk. Dalam hal ini peran orang tua dan lingkungan sangatlah besar maka dari itu para orang tua dianjurkan untuk lebih peka terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka.


II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?
2. Bagaimana ciri-ciri proses pertumbuhan dan perkembangan?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan?
4. Periode apa saja yang dilalui selama pertumbuhan dan perkembangan?
5. Stimulasi apa saja yang harus dilakukan selama proses pertumbuhan dan perkembangan?
6. Apa yang menjadi gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan?


III. Tujuan
1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan proses pertumbuhan dan perkembangan.
2. Untuk menambah wawasan para orang tua dan masyarakat tentang gangguan selama proses pertumbuhan dan perkembangan.
3. Memberitahukan kepada tenaga kesehatan,khususnya bidan tentang pentingnya pantauan secara intensif terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak.


IV. Manfaat
1. Orang tua dan masyarakat lebih paham tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak.
2. Orang tua dan masyarakat peka terhadap gangguan-gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada bayi dan anak.
3. Bidan mendapat bantuan secara langsung dari orang tua dan masyarakat dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak.




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Anak memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan bewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strutur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehimgga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.

II. Ciri-Ciri Dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling brkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
 Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensi pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut sarafnya.
 Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
 Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupaun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
 Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
 Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal sepaerti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimal).
 Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbaik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrisik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensial yang dimiliki anank.
2. Pola perkembangan dapat diramalkan
terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapn umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

III. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara yang berkembang, gangguan ganagguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai balita.
Disamping itu banyak faktor keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti sindrom down, sindrom turner, dll.

2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan “Bio-Fisik-Psiko-Sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor prenatal)
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)
a. Faktor Lingkungan Prenatal
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain adalah :
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang kurang baik sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR ( berat badan lahir rendah ) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya
2. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis congenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
3. Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat taratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion,obat-obat anti kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental.
4. Endokrin
Hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin, dan peptide lain dengan akitivitas mirip insulin. Somatotropin di sekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Hormone plasenta disekresi oleh plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk ke janin. Kegunaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta. Hormon tiroid seperti TRH ( Thyroid Releasing Hormone ), TSH ( Thyroid Stimulating Hormone ),T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12. Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu ke-24, lalu konstan. Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai 6 bulan kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan keseimbangan glukosa darah, sintesis protein janin, dan pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah minggu ke-30.
5. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakn otak, atau cacat bawaan lainnya.
6. Infeksi
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH ( toxoplasamosis, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex ). Sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, coxsackie, echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, dll. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin.
7. Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dll.
8. Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
9. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada placenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir rendah.

b. FAKTOR LINGKUNGAN POST-NATAL
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen. Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak yaitu peran ibu sebagai “ para genetik faktor “ yaitu pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap pertumbuhan postnatal dan perkembangan kepribadian. Disamping itu pemberian ASI/menyusui adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai “ plasenta eksternal ”, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya dalam memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak terputus begitu dia dilahirkan ke dunia.
Didalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut terdapat keuntungan yang timbal balik pula. Keuntungan untuk bayi selain nilai gizi ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI yang melindungi bayi terhadap berbagai macam infeksi.
Lingkungan post-natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
1. Lingkungan biologis, antara lain :
a. Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Arab.
b. Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki sering sakit dibandingkan anak perempuan tetapi belum diketahui secara pasti.



c. Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus.
d. Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi ketahanan makanan keluarga.
e. Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur dan pemeriksaan kesehatan, menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak.
f. Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapat imunisasi BCG, polio 3 kali, DPT 3 kali, hepatitis B 3 kali, dan campak.
g. Penyakit kronis
Anak yang menderita menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami stress yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya.
h. Fungsi metabolisme
Khusus pada anak karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses metabolism pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai.
i. Hormon
Hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak antara lain, adalah :
- Somatotropin
Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatic terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi hormone ini.

- Hormon tiroid
Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena mempunyai fungsi pada metabolism ptotein, karbohidrat dan lemak. Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormon ini. Demikian pula dengan pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada tersedianyahormon tiroid dalam kadar yang cukup.
- Glukokortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin, tiroksin serta androgen, karena kortison mempunyai efek anti-anabolik. Jiak koertison berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan terlambat.
- Hormone seks
Mempunyai peranan dalam fertilisasi dan reproduksi. Pada permulaan pubertas, hormone seks memacu pertumbuhan badan, tetapi sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan. Androgen di sekresi kelenjar adrenal dan testis ( testosterone ), sedangkan estrogen terutama diproduksi oleh ovarium.
- Insulin like growth factor ( IGFs )
Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH dan kerjanya mirip dengan insulin. Fungsinya selain sebagai growth promoting factor yang berperan pada pertumbuhan, sebagai mediator GH, aktivitasnya mirip insulin, efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblas dan jaringan lainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFs yang beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi di hepar.
2. Faktor fisik, antara lain :
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang/adanya bencana alam lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak.


b. Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.
c. Keadaan rumah: struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian
Keadaan perumahan yang layak denagn kontruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.
d. Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi yang tinggi.
3. Faktor psikososial, antara lain :
a. Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yan gmendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang disbanding dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.
b. Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan meberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
c. Ganjaran atau hukuman yang wajar
Jika anak benar, maka wajib untuk memberi ganjaran, misalnya pujian, belaian, tepuk tangan , dll. Ganjaran tersebut akan memberikan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya.
Sedangkan menghukum dengan cara wajar jika anak berbuat salah, masih di benarkan. Hukuman harus diberikan secara obyektif, disertai pengertian dan maksud hukuman tersebut.
d. Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul.
e. Stres
Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya anak menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun, dll.
f. Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya. Sebaliknya kasih saying yang berlebihan yang menjurus kearah memanjakan, akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya anak menjadi manja, pemboros, sombong dan kurang menerima kenyataan.
g. Kualitas interaksi anak dan orang tua
Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua, akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orang tuanya, sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya kedekatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak. Kualitas dari interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan yang dilandasi oleh rasa saling percaya.
4. Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain :
a. Pekerjaan/pendapat keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang pertumbuhan anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak.
b. Pendidikan ayah/ibu
Pendidkan orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik.
c. Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan social ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih saying yang diterima anak.


d. Stabilitas pada keluarga
Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis, di banding dengan mereka yang kurang harmonis.
e. Kepribadian ayah/ibu
Kepribadian ayah ibu yang terbuka tentu berpengaruh berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila di bandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup.
f. Adat istiadat, norma-norma
Adat istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
g. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat baik.
h. Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasalahannya.
i. Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dll.

IV. PERIODE TUMBUH KEMBANG
Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Maka periode tumbuh kembang adalah sebagai berikut :
1. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan)
Masa ini dibagi menjadi 3 periode , yaitu :
• Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu
• Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
• Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.

Masa ini terdiri 2 periode yaitu :
• Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehamilan kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan,pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.
• Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi.
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok, dan asap rokok, minuman alkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, dll. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah 5 bulan.
Agar janin dalam kandungan tunbuh dan kembang menjadi anak sehat, maka selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan :
• Menjaga kesehatanya dengan baik.
• Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
• Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.
• Memberi stimulasi dini terhadap janin.
• Menghindari stres baik fisik maupun psikis.

2. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan
Masa ini terbagi menjadi 2 periode, yaitu :
• Masa neonatal dini, umur 0-28 hari
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ.
• Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI ekslusif selama 6 bulan penuh, diperkenankan pada makanan pendamping ASI pada umurnya, imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai.
3. Masa anak di bawah lima tahun(anak balita, umur 12 sampai 59 minggu)
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik serta fungsi ekskresi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensial sangan cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar- dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan/ penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
4. Masa anak prasekolah(anak umur 60 sampai 72 bulan)
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung stabil. Terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dam meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Sepatutnya lingkungan- lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak. Oran tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.

VI. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Dan Anak Prasekolah
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Depkes R.I 2006 :15). Stimulasi dapat juga berfungsi sebagai penguat (reinforcement),contohnya dengan munculnya seseorang di hadapan anak misalnya ibunya,maka anak akan memberikan gairah kenikmatan dan kesenangan sehingga anak akan berinisiatif untuk melakukan permainan dengan ibu tersebut agar anak memperoleh sesuatu yang menyenangkan. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan tahapan-tahapan perkembangan anak (Soetjiningsih1995 :106).
Kemampuan dasar anak yang dapat dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar,kemampuan gerak halus,kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan. Oleh karena itu dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak telah dibagi kelompok umur stimulasi anak,yaitu :
No. Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur Stimulasi
1. Masa prenatal,janin dalam kandungan Masa prenatal
2. Masa bayi 0-12 bulan Umur 0-3 bulan
Umur 3-6 bulan
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan
3. Masa anak balita 12-60 bulan Umur 12-15 bulan
Umur 15-18 bulan
Umur 18-24 bulan
Umur 24-36 bulan
Umur 36-48 bulan
Umur 48-60 bulan
4. Masa prasekolah 60-72 bulan Umur 60-72 bulan

Stimulasi untuk bayi 0 – 3 bulan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, mengulingkan bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan
Umur 3 – 6 bulan ditambah dengan bermain ‘cilukba’, melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.
Umur 6 – 9 bulan ditambah dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri berpegangan.
Umur 9 – 12 bulan ditambah dengan mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan.
Umur 12 – 18 bulan ditambah dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukan itu, ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.
Umur 18 – 24 bulan ditambah dengan menanyakan,menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagian tubuh (mana mata ? hidung?, telinga?, mulut ? dll),menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang & benda-benda di sekitar rumah,mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan,minum,mandi,main,minta dll),latihan menggambar garis-garis,mencuci tangan,memakai celana- baju,bermain melempar bola,melompat.
Umur 2 – 3 tahun ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit dll), menyebutkan nama-nama teman,menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil / besar di toilet.
Setelah umur 3 tahun selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya,stimulasi juga di arahkan untuk kesiapan bersekolah antara lain : memegang pensil dengan baik,menulis,mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil / besar di toilet), dan kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman dll. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak atau sejenisnya.



V. GANGGUAN DAN MASALAH PADA BAYI DAN ANAK
1. Keadaan cacat pada anak,
Pada beberapa masyarakat tertentu anak cacat dianggap sebagai hukuman atas dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh orang tuanya dimasa-masa yang lalu. Seolah-olah penderita dihukum oleh nasib, juga oleh masyarakat normal disekelilingnya.
Pada tahun 1981 ditetapkan sebagai tahun internasional untuk orang cacat. Bahkan di negara yang maju, disediakan fasilitas khusus untuk orang-orang cacat disemua fasilitas umum. Sedangkan di Indonesia sudah terdapat perhatian terhadap orang-orang cacat, terbukti dengan adanya rumahsakit khusus untuk orang-orang cacat, dadanya sekolah luar biasa, serta yayasan yang bergerak membantu yayasan-yayasan yang bergerak membantu anak-anak yang cacat tersebut. Dengan penanganan yang lebih baik ini, diharapkan anak-anak tersebut akan dapat berdiri sendiri dikelak kemudian hari dan tidak selalu mengharap belas kasihan orang lain.
Penyebab keadaan cacat karena kelainan bawaan atau cacat yang didapat didalam perjalanan hidupnya baik karena penyakit maupun kecelakaan.
Penatalaksanaan dalam menanggulangi masalah anak cacat diperlukan kerjasama multidisiplin, multiinstansi serta mengikuti sertakan masyarakat,antara lain :
a. Departemen kesehatan., berperan dalam bidang:
• Deteksi dini.
• Memberikan latihan, dari tingkat masyarakat sampai dengan rumah sakit-rumah sakit rujukan.
• Melakukan rujukan berjenjang.
• Melakukan pelayanan rehabilitasi medis.
b. Departemen sosial, berperan sebagai sumber dana, Pembina, pembimbing dan pengawas dalam peningkatan usaha-usaha kesejahteraan sosial.
c. Departemen tenaga kerja, memberikan ketrampilan melalui BLK (badan latihan kerja) terhadap mereka yang mengaklami kecacatan yang permanent.
d. Departemen pendidikan dan kebudayaan, mendidik anak-anak ccat atau kelainaan tumbuh kembang dan memberikan bantuan tenaga pendidik kepada sekolah-sekolah luar biasa.
e. PKK, pembinaan kesejahteraan keluarga.
f. YPAC (Yayasan pembinaan anak cacat), perencanaan dan pengembangan program RBM(Rehabilitasi bersunberdaya masyarakat) biasanya SLB ada yang dibawah asuhan YPAC dan dibawah pengawasan depdikbud.
Pencegahan, 50% dari kecacatan berasal dari sebab-sebab yang dapat dicegah, demikian juga dengan upaya rehabilitasi medis yang ada di Indonesia. Tujuan utama rehabilitasi medis adalah:
1. Mencegah kecacatan.
2. Mengurang terjadinya kecacatan dengan memberikan latihan-latihan serta pemberian alat seperti alat penyangga dll
3. Mengembalikan kemampuan bekerja dari penderita cacat


2. Obesitas pada anak
Obesitas merupakan keadaan patologi yaitu denga adanya penimbunan lemak yang berlebih dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi masih banyak yang mengira di masyarakat bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat.
Sehingga banyak ibu merasa bangga kalau anaknya sangat gemuk dan disatu pihak ada ibu yang kecewa melihat anaknya tidak segemuk anak tetangganya. Sebenarnya alasan kekecewaan tersebut tidak beralasan, asalkan grafik pertumbuhan anaknyasudah menunjukan kenaikan yang kontinu setiap bulan sesuai lengkungan grafik dan berada pada pita hijau, maka anak tersebut pasti sehat.
Obesitas dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makan berlebih dari kebutuhan tubuh.
Klasifikasi obesitas menurut gejala klinisnya:
1. Obesitas sederhana (simple obesiti)
Terdapat gejala kegemukan saja tanpa disertai dengan kelainan hormon/mental/fisik lainnya, obesitas ini terjadi karena faktor nutrisi.
2. Bentuk tubuh obesitas.
a. Kelainan endokrim/hormonal.
Tersering karena sindrom cushing, pada anak yang sensitif terhadap pengobatan dengan hormon steroid.
b. Kelainan somatodismorfik.
Sindrom prader willi, sindrom summit dan karpenter,obesitas pada kelainan ini sering disertai mental retardasi dan kelainan ortopedi.
c. Kelainan hipotalamus.
Kelainan pada hipotalamus yang mempengaruhi nafsu makan dan berakibat terjadinya obesitas, sebagai akibat dari karniofaringioma, lekemia serebral, trauma kepala dll. Penyebab, hukum fisika dasar mengatakan bahwa: Energi yang dibutuhkan = energi yang digunakan+/- energi yang disimpan.
Penggunaan energi tersebut adalah untuk metabolisme basal, SDA(Spesifik dinamik action) yaitu peristiwa makan dan mencerna makanan, pertumbuhan, aktifitas fisik dan sebagian kecil terbuang melalui feses.
Kalau masuk energi melebihi kebutuhan dan pemakaian energi yang berkurang maka akan terjadi obesitas.
1) Memasukan energi yang melebihi kebutuhan tubuh.
a. Pada bayi
• Bayi minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa setiap kali minum harus habis.
• Kebiasaan memberikan makanan/minuman setiap kali menangis.
• Pemberi makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlampau dini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi baru lahir yang lebih tinggi dari biasanya:
• Faktor keturunan.
• Ibu yang obesitas.
• Pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebih.
• Ibu diabetes.
b. Gangguan emosional.
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana bayinya makan merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang.
c. Gaya hidup masa kini.
Kebiasaan anak sekarang suka makan fast food yang berkalori tinggi seperti hamberger, pidza, ayam goreng, kentang goreng,es krim dll.
2) Pengguna kalori yang kurang
Kurangnya aktifitas pada anak.
3) Hormonal
Kelejar pituitari dan hipotalamus. Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal. Sehingga terjadi hiperfagia(nafsu makan yang berlebih) karena gangguan pada pusat kenyang diotak.
Obesitas bisa terjadi pada usia berapa saja tetapi yang sering terjadi pada tahun pertama kehidupan usia 5-6 tahun dan pada masa remaja.
Bentuk muka anak yang obesitas tidak proporsional hidung dan mulut lebih kecil, dagi ganda, tedapat timbunan lemak didaerah payudara, perut menggantung dan sering disertai stie. Alat kelamin pada anak laki-laki seolah-olah kecil, paha dan lengan atas besar, kematangan seksualnya lebih cepat.
Prinsip pengobatan pada anak obesitas adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki faktor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan ataupun kejiwaan
b. Motifasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya pengurusan badan. Sedangkan pada bayi/anak orang tua harus dimotifasi tentang pentingnya memperlambat kenaikan kenaikan berat badan bayi/anak.
c. Memberikan diit rendah kalori yang seimbang untuk memperlambat kenaikan berat badan.
d. Menganjurkan penderita agar olah raga yang teratur.
Cara pengaturan diit sebagai berikut:
a. Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi bukan untuk mengurangi berat padan seperti pada obesitas dewasa tetapi memperlambat kenaikan berat badan.
b. Pada anak, kenaikan berat badan harus diprlambat, dengan memberikan diit seimbang dan mendorong anak untuk melakukan aktifitas.
Mencegah obesitas lebih baik dari pada mengobati. Yang penting bagaimana mengubah pandangan masyarakat agar mereka tidak menganggap bahwa sehat identik dengan gemuk.

3. Retardasi mental.
Retardasi mental(WHO, menkes 1990) adalah kemampuan mentalyang tidak mencukupi. Sedangkan menurut carter CH retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidak mampuan indifidu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
Kriteria retardasi mental:
a. Fungsi intelektual umum dibawah normal
b. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial.
c. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah 18 tahun.
Faktor-faktor retardasi mental
a. Non organik
• Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.
• Faktor sosiokultural.
• Interaksi anak pengasuh yang tidak baik.
• Penelantaran anak
b. Organik
 Faktor prakonsepsi
 Faktor pranatal
 Faktor perinatal
 Faktor postnatal
Kelainan yang terjadi:
a. Kelainan pada mata, katarak, kornea keruh
b. Kejang
c. Kelainan kulit
d. Kelainan rambut, rontok, cepat memutih dan halus.
e. Kepala, mikrosepalus, makrosepalus.
f. Perawakan, kreatin

Retardasi mental ada beberapa tipe yaitu:
1. Retardasi mental ringan
Retardasi mental ringan merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Golongan ini termasuk mampu dididik tetapi pada umumnya mereka kurang mampu menghadapi stress, sehingga tetap harus mendapat bimbingan dari keluarga.
2. Redartasi mental sedang
Perlu diketahui bahwa 12% dari penderita, mereka mampu dilatih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan nya hanya mampu sampai kelas 2 SD, tetapi dapat dilatih terhadap suatu ketrampilan tertentu. Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stress dan kurang dapat mandiri, sehingga memerlukan pengawasan dan bimbingan.
3. Redartasi mental berat
Diketahui 7% dari penderita retardasi mental masuk kelompok ini, adanya gejala fisik dan keterlambatan motorik dan bahasa. Mereka hanya dapat dilatih higine besar saja dan kemampuan bicara sederhana. Tidak dapat dilatih ketrampilan kerja, memerlukan pengawasan dan bimbingan selama hidupnya.
4. Redartasi mental sangat berat
Penderita 1% dan termasuk dalam tipe klinik, gejala mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan bahasanya sangat minim, seluruh hidupnya tergantung pada orang disekitarnya.
Penyembuhan dari redartasi mental tidak ada sebab kerusakan dari sel-sel otak tidak mungkin fungsinya bisa kembali normal, maka yang penting adalah pencegahan primer untuk mencegah terjadinya penyakit. Memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang ptensial dapat menyebabkan retardasi mental, misalnya imunisasi. Konseling perkawinan, pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik secara kehamilan, dan bersalin pada tenaga kesehatan yang berwenang.
4. Kreatin
Sindrom kreatin adalah sindrom yang disebabkan oleh iodium dan hormon tiroid yang terjadi pada permulaan kehamilan/ pada umur yang sangat muda. Kreatin ada 2 macam yaitu kreatin sporadik dan kreatin endemik, yang sepintas tanpak sama tetapi pada dasarnya berbeda, kreatin sporodik terdapat dimana saja didaerah yang bukan daerah gondok endemikdan insidennya jarang(tidak kekurangan iodium tetapi gangguan faal dari kelenjar tiroid)
Sedangkan kreatin endemik umumnya terdapat didaerah yang berfalensi gondok yang tinggi, yang disebabkan kekurangan iodium.gondok endemik terjadi di daerang pegunungan.
Penyebab dari kreatin adalah gejala klinis karena rejadi hipotiroid kongenital, gejala klinis kreatin seperti muka khas, bayi kurang kuat menyusui, bayi jarang tidur dan jarang menangis, temperatur tubuh dibawah normal, ikterus neonatum yang berlangsung lama, umun-ubun melebar.
Setelah beberapa minggu gejala bertambah jelas, bayi minum sedikit dan sering tersedak, konstipasi merupakan keluhan, perit membuncit dan sering disertai hermia umbilikalis, lidah tebal dan besar, bayi sering mengalami kesulitan pernafasan.bayi jarang tersenyun dan terlihat wajah bodoh, bayi tampak malas,dan bereaksi lambat, tidak menangis,dll.
Pencegahan kreatin sebagai akibat dari iodium yang berat diindonesia dibagikan garam iodium didaerah rawan gondok, bila ingin pencegahan yang lebih efektif dapat dicapai dengan suntikan minyak iodium (IM), dianjurkan untuk memberi suntikan pada semua orang sampai umur 20 tahun sedangkan pada perempuan sampai umur 45 tahun. Suntikan diberikan setiap 3-5 tahun sekali.
5. Sindrom down
Anak sindrom down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipenyadan mempunyai kecerdasan yang terbata, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom21 yang berlebih. Diperkirakan bahwa materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan hemeostasis yang memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik dan susunan saraf pusat.
Penyebab-penyebab dari sindrom down adalah:
1. genetik, terdapat predisposisi genetik terhadap non disjunctional.
2. radiasi, 30% ibu yang melahirkan anak sindrom downpernah mengalami radisi didaerah perutsebelum terjadinya konsepsi.
3. autoimun, penyakit yang berkaitan dengan tiroid pada ibu yang melahirkan anak sindrom down berbeda dengan ibu yang melahirkan anak normal.
4. umur ibu, apabila umur ibu diatas 35 tahun, didapat perubahan yang hormonal yang dapat menyebabkan non disjunction pada kromosom. Meningkatnya hormo endrogen,LH dan FSH.
5. umur ayah, 20-30% dari kasus eksternal kromosom 21 bersumber dari ayahnya.tetapi kolerasinya tidak setinggi umur ibu.

Berat badan bayi sindrom down pada waktu lahir umumnya kurang dari normal. Diperkirakan 20% kasus mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram.perawakan anak yang sindrom down pendek akan lebih jelas dengan bertambahnya umur.
6. Palsi serebralis
Palsi serebralis merupakan kelainanmotorik yang banyak ditemukan pada anak-anak. Angka kejadian sekitar 1-5 per1000 anak, anak laki-laki lebih banyak dari pada anak perempuan, sering terdapat pada anak pertama, mungkin karena anak pertama lebih sering mengalami kesulitan pada waktu dilahirkan. Angka kejadiannya lebih sering pada anak BBLR dan anak kembar. Umur ibu sering lebih dari 40 tahun, lebih-lebih pada multipara.
Palsi serebralis disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut:
• pranatal: infeksi infrauterin(TORCH dan sifillis), radiasi, asfiksia intra uterin, toksemia grafidarum.
• Perinatal: hipoksia, perdarahan otak, posmaturitas, bayi kembar.
• Posnatal: trauma kepala, meningitis, keracunan.
Kriteria sindrom down:
• Masa neonatal: depreksi dari reflek primitif,relaksaksi yang berlebih terhadap stimulus, kejang-kejang, gejala neorologik lokal.
• Masa umur kurang dari 2 tahun: keterlambat perkembangan motorik misal duduk atau jalan, paralisis spatik, terdapat gerakan-gerakan involunter, menetapnya reflek primitif, keterlambatan reflek-reflek yang lebih tinggi.
• Anak yang lebih besar: disfungsi dari tangan, gangguan dari cara berjalan, terdapat gerakan-gerakan involunter, retardasi mental, kejang-kejang, gangguan penglihatan, pendengaran, bicara.

7. Gangguan bicara dan bahasa pada anak.
Kemampuan berbicara merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, psikologis, emosi dan lingkungan disekitar anak.
Gangguan berbicara merupakan masalah yang sering terdapat pada anak. Deteksidini perlu ditegakan, agar penyebabnya dapat segera dicari, sehingga pengobatan serta pemulihanya dapat dilakukan seawal mungkin.
Hemister kiri merupakan pusat kemampuan berbahasa pada 94% orang dewasa kinan dan 75% orang dewsa kidal. Pengususan hemisfer untuk fungsi bahasa sudah dimulai sejak dari dalamkandungan, tetapi berfungsi secara sempurna setelah beberapa tahun kemudian. Berbagai penelitian menunjukan bahwa anak dengan kerusakan otak universal sebelum mampu sesudah lahir, diperkirakan fungsi berbahasa dapat diprogram oleh hemisfer lainnya, walaupun kelainan lain masih dapat diperhatikan.
Periode kritis bagi perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa adalah periode antara 9-24 bulan awal kehidupan. Pengalaman langsung selama pemeriksaan rutin dapat diambil dari laporan orang tua. Anak yang sedang belajar berbicara, akan mengamati dengan seksama wajah lawan bicara dan gerakan-gerakan yang dilakukan sampai pada saat dimana petuntuk visual menjadi tidak penting, yang menandakan sinyak memahami lisa pendengaran.
Periode 2-4 tahun pertama menunjukan peningkatan yang cepat dalam jumlah dan komleksitas perkembangan bicara, kekayaan perbendahan kata dan kontrol neuromotorik.
Penyebab kelainan bahasa bermacam-macam antara lain:
a. Lingkungan sosial anak, interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak.
b. Sistem pemasukan, sistem penglihatan , pendengaran dan integritas taktil kinestetik dari anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara.
c. Sistem pusat bicara dan bahasa, kelainan susunan syaraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi, formulasi, dan perencanaan bahasa, juga pada aktifitas dan kemampuan intelektuan dari anak.
d. Sistem produksi, sistem produksi suara seperti laring, faring, hidung, struktur mulut dan struktur mulut, dan mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaruh nafasuntuk berbicara, buyi laring, pembentukan bunyi untuk berbicara melalui laring, faring dan rongga mulut.
Gangguan perkembangan kemampuan bahasa pada anak, kallau ditemukan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau samping.
b. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri.
c. Pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata jangan, da-da, dsb.
d. Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh.
e. Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut 2 kata dan tidak mampu menyebut huruf z.
f. Pada usia 36 bulan belum mampu menggunakan kalimat sederhana.
g. Pada usia 3.5 tahun selalu gagal menyebutkan kata akhir(ca untuk cat. Ba untuk ban dan lain-lain)
h. Pada usia 4 tahun tidak lancar berbicara/ gagap.
i. Pada usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan.

Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada penyebabnya. Dengan perbaikan masalah medis seperti pada tuli konduksi dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada anak yang tidak retardasi mental. Sedangkan perkembangan bahasa dan kognitif pada anak dengan gangguan pendengaran sensoris bervariasi. Dikatakan bahwa anak dengan gangguan fonologi biasanya prognosinya lebih baik.





















BAB III
KASUS

1. Masalah tumbuh kembang bayi prematur
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
dr Agus, bayi saya usianya sekarang 14 bulan anak saya perempuan, namanya Adinda Putri Yasmin. Lahir pada usia kehamilan 34 minggu dg cara cesar dengan berat lahir 2,3 kg. Menurut saya, anak bungsu saya ini cenderung lebih mudah sakit dibanding kakak2nya. Apa karena lahir prematur ya? Tapi perkembangan fisik dan mentalnyanya normal. Gigi pertama tumbuh pada usia 8 bulan, mulai berjalan di usia 13 bulan. Sudah bisa ngomong beberapa patah kata dengan lengkap, misalnya mama, bapa, aa, kai, nini, mama, mimih (pipis), minta, dadah, dsb. Tapi berat badannya lambat sekali. Sekarang baru 8,2 kg. Anak-anak saya semua mengonsumsi susu formula karena saya tidak bisa memberikan ASI. Normal kah anak saya? Terima kasih.
http://balitakami.wordpress.com/2008/11/25/terlambat-bicara/

2. Disleksia Pada Anak
Ditulis oleh Mutia Nst
Minggu, 15 Juli 2007 06:14
Disleksia ditandai dengan adanya kesulitan membaca pada anak maupun dewasa yang seharusnya menunjukkan kemampuan dan motivasi untuk membaca secara fasih dan akurat. Disleksia merupakan salah satu masalah tersering yang terjadi pada anak dan dewasa. angka kejadian di dunia berkisar 5-17% pada anak usia sekolah. Disleksia adalah gangguan yang paling sering terjadi pada masalah belajar. Kurang lebih 80% penderita gangguan belajar mengalami disleksia.
Angka kejadian disleksia lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu berkisar 2:1 sampai 5:1. Ada juga yang mengatakan bahwa ternyata tidak terdapat perbedaan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan.
Deteksi dini disleksia pada anak
Kesulitan membaca yang tidak diharapkan (kesulitan membaca pada seseorang yang tidak sesuai dengan kemampuan kognitif orang tersebut atau tidak sesuai dengan usia, tingkat kepandaian dan tingkat pendidikan), selain itu terdapat masalah yang berhubungan dengan proses fonologik.Pada anak usia prasekolah, adanya riwayat keterlambatan berbahasa atau tidak tampaknya bunyi dari suatu kata (kesulitan bermain kata-kata yang berirama, kebingungan dalam menghadapi kata-kata yang mirip, kesulitan belajar mengenal huruf) disertai dengan adanya riwayat keluarga yang menderita disleksia, menunjukkan faktor risiko yang bermakna untuk menderita disleksia.
Pada anak usia sekolah biasanya keluhan berupa kurangnya tampilan di sekolah tetapi sering orangtua dan guru tidak menyadari bahwa anak tersebut mengalami kesulitan membaca. Biasanya anak akan terlihat terlambat berbicara, tidak belajar huruf di taman kanak-kanak dan tidak belajar membaca pada sekolah dasar. Anak tersebut akan makin tertinggal dalam hal pelajaran sedangkan guru dan orangtua biasanya makin heran mengapa anak dengan tingkat kepandaian yang baik mengalami kesulitan membaca.
Walaupun anak telah diajarkan secara khusus, biasanya anak tersebut akan dapat membaca tetapi lebih lambat. Anak tidak akan fasih membaca dan tidak dapat mengenali huruf secara tepat. Disgrafia biasanya menyertai disleksia. Selain itu penderita disleksia akan mengalami gangguan kepercayaan diri.
Penilaian membaca
Membaca dinilai berdasarkan analisis, kefasihan dan pemahaman. Tes yang dapat digunakan untuk menilai fonologi anak adalah Comprehensive Test of Phonological (CTOPP). Tes ini mencakup kepekaan fonologik, analisa fonologik dan menghapal. Tes ini telah distandarisasi di Amerika Serikat untuk anak usia 5 tahun sampai dewasa.
Pada anak usia sekolah salah satu tes yang penting adalah menilai apakah anak tersebut dapat menganalisis kata. Tes yang digunakan adalah Woodcock-Johnson III dan Woodcock Reading Mastery Test. Kefasihan berbicara dinilai dengan Gary Oral Reading Test. Untuk menilai kecepatan membaca suatu kata digunakan Test of World Reading Efficiency (TOWRE).
Sebagai uji tapis bagi para dokter, disarankan untuk mendengarkan dengan seksama saat anak membaca yang sesuai dengan usianya.
Pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisis memiliki peran yang sangat terbatas dalam mendiagnosis disleksia. Gangguan sensori primer harus disingkirkan. Pemeriksaan neurologik pada penderita disleksia biasanya normal.
Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologis, elektroensefalografi dan analisis kromosom hanya dilakukan jika terdapat indikasi klinis. Pada kasus tertentu, pemeriksaan genetik harus dilakukan jika terdapat indikasi klinis. Pada kasus tertentu, pemeriksaan genetik harus dilakukan mengingat terdapat kelainan genetik seperti sindrom Klinefelter yang berhubungan dengan kesulitan bahasa dan mambaca.
http://www.balita-anda.com/pendidikan-anak/395-disleksia-pada-anak.html























BAB III
PEMBAHASAN

1. Masalah tumbuh kembang bayi premature
• Segi fisik
Ditinjau dari berat badan bayi waktu lahir yang hanya 2,3 kg maka bayi ini bisa dikatakan BBLR dan semua resiko BBLR sangat mungkin dideritanya terutama kedinginan (hipotermi). Tapi dengan penjagaan yang baik biasanya masalah ini akan segera berlalu .. Namun demikian tentu saja berat badan sekarang jadi masalah. Bayi BBLR tidak sama dengan bayi ‘biasa’, bila ibu memiliki KMS, maka mungkin anak BBLR biasanya akan mengikuti pertumbuhan dengan berada di pita kuning atau hijau muda. Namun selama masih mengikuti jalannya pita kondisi anak masih bisa digolongkan normal. Untuk anak yang berumur 14 bulan dengan berat badan 8,2 kg, secara umum, bila dia laki-laki maka ini bisa digolongkan gizi kurang, untuk perempuan masih gizi baik walau sudah cukup dibawah.
• Segi kesehatan
Dari segi kesehatan tentu saja ada beberapa faktor penyebab yang mengakibatkan bayi terlahir dengan BBLR,salah satunya adalah pemilihan konsumsi nutrisi oleh ibu selama masa-masa kehamilan. Nutrisi begitu penting bagi ibu hamil karena nutrisi juga menjadi penentu kesehatan bayi yang dikandung oleh sang ibu. Salah satu zat gizi yang perlu dipenuhi oleh ibu adalah protein,karena bila ibu kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak. Selain protein,besi juga tidak kalah penting bagi ibu hamil karena dengan besi (Fe) asupan darah dalam tubuh ibu akan bertambah dan jika asupan darah bertambah maka ibu akan terhindar dari resiko anemi,yang mana anemi merupakan salah satu faktor penyebab BBLR. dalam kasus ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa nutrisi yang di dapat oleh ibu dari sang bayi dg BBL 2,3 kg tersebut adalah kurang,maka untuk meningkatkan derajat kesehatan sang bayi perlu ditingkatkan asupan gizi dari ibu melalui pemberian ASI eksklusif. ASI ekslusif mengandung asam lemak ASI seperti omega 3 dan omega 6,vitamin B dan D serta kolin. Dengan beragamnya zat gizi yang terkandung dalam ASI maka tak heran bila bayi akan tumbuh sehat bila ASI ekslusif terpenuhi,bayi tidak akan gampang sakit karena dalam ASI juga dikandung zat-zat antibodi yang mana bisa menstabilkan kekebalan tubuh sang bayi. Dan perlu diketahui bahwa penggunaan kokain oleh seorang ibu juga menyebabkan kerugian perkembangan janin,yaitu resiko lahir sebelum waktunya dan BBLR.
• Segi lingkungan
Dari segi ini perlu ditekankan pada keluarga sang bayi untuk benar-benar menjaga asupan gizi sang bayi terutama ibu dari bayi tersebut,namun dikarenakan ibu tidak dapat memberikan ASI maka alangkah baiknya bila keluarga juga ikut serta dalam pemilihan susu formula yang baik bagi pertumbuhan,perkembangan dan kesehatan sang bayi. Lingkungan bayi harus mendukung pola gizi seimbang. Gizi Seimbang:
yaitu makan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi dalam satu hari sesuai dengan kecukupan tubuhnya.
• Segi hukum
Dari segi hukum,dapat dijelaskan mengenai tanggung jawab orang tua khususnya ibu untuk menjaga dan mengoptimalkan kesehatan bayi dan anak yang diatur pada UU RI No. 36 tahun 2009,antara lain :
 Pasal 128 ayat 1
“Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,kecuali atas indikasi medis.”
 Pasal 129 ayat 1
“Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara ekslusif.”
 Pasal 131 ayat 3
“Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) menjadi tanggug jawab dan kewajiban bersama bagi orang tua,keluarga,masyarakat,da pemerintah,dan pemerintah daerah.”
 Pasal 132 ayat 1
“Anak yang dilahirkan wajib dibesarkan dan diasuh secara bertanggung jawab sehingga memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara sehatdan optimal.”


• Segi agama
Agama merupakan pegangan bagi setiap umat untuk menjalani hidupnya. Dalam hal ini islam mengajarkan bahwa pemberian ASI ekslusif oleh ibu adalah wajib. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT antara lain :
 Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman, 31:14)
 ”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..." (QS, Al Baqarah, 2:233)
Dari kedua ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ASI ekslusif benar-benar berarti bagi seorang bayi,maka para ibu dianjurkan untuk menyusui anak selama 2 tahun penuh,dan bila tidak dilakukan bayi akan mudah terserang penyakit karena sistem imunnya tidak cukup kuat.
• Sebagai seorang bidan
Melihat kasus ini hendaknya kita sebagi bidan dapat memberikan KIE yang baik dan benar kepada ibu-ibu yang sedang mengandung maupun menyusui mengenai pentingnya memenuhi nutrisi diri dan bayi. Bidan juga tidak dianjurkan untuk menyarankan ibu-ibu untuk memberi anaknya susu formula selama sang ibu sehat wal afiat dan masih bisa menjalankan kewajibannya menyusui bayinya.
2. Disleksia Pada Anak
Disleksia merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang pada anak. Ini bisa terjadi pada anak usia pertumbuhan maupun anak usia dewasa. Disleksia dapat terjadi pada anak usia dewasa karena saat masa kanak-kanak anak tersebut tidak langsung mendapatkan perawatan khusus sehingga disleksia terbawa sampai dewasa. Seringkali anak penderita disleksia tidak menampakkan gejala khusus seperti ganngguan penyakit lain, sehingga sulit dipastikan bahwa anak tersebut terkena disleksia atau tidak. Dibutuhkan pemeriksaan khusus dalam penentuan diagnosa dari penyakit ini.
Pada anak usia prasekolah, gejala-gejala yang mungkin timbul yaitu adanya riwayat keterlambatan berbahasa atau tidak tampaknya bunyi dari suatu kata, kesulitan bermain kata-kata yang berirama, kebingungan dalam menghadapi kata-kata yang mirip, kesulitan belajar mengenal huruf, disertai dengan adanya riwayat keluarga yang menderita disleksia, menunjukkan faktor risiko yang bermakna untuk menderita disleksia.
Dari segi hukum dan undang-undang kesehatan memang belum diatur dan belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, walaupun kita ketahui penderita disleksia jarang dijumpai, namun seharusnya ini mendapat perhatian khusus agar tidak tejadi bertambahnya penderita disleksia yang mengancam anak-anak. Mungkin saja penderita disleksia semakin tahun bukannya berkurang namun malah bertambah, dan sebagai bidan kita harus peka dengan hal ini.
Dari kasus disleksia ini kita dapat membahas beberapa aspek antara lain :
a. Fisik
Dari segi fisik, anak yang menderita gangguan tumbuh kembang disleksia tidak menunjunjukka adanya gejala khusus seperti penyakit lain, namun bila kita kaji secara teliti,cara berbicara anak yang menderita disleksia terlihat berbeda dengan anak yang normal pada umumnya. Mereka merasa kesulitan dalam berbahasa apalagi untuk komunikasi, ini disebabkan oleh beberapa faktor yang telah disebutkan tadi yaitu , kesulitan bermain kata-kata yang berirama, kebingungan dalam menghadapi kata-kata yang mirip, kesulitan belajar mengenal huruf, dll.

b. Psikologi
Dari segi psikologi sendiri, dapat kita kaji bahwa anak yang menderita disleksia dapat mengalami ketidak percayaan terhadap dirinya sendiri. Ini bisa terjadi saat anak tersebut berada dalam suatu lingkungan pendidikan seperti sekolah. Disekolah anak-anak akan mendapatkan pelajaran membaca dan bagaimana berkomunikasi, dan disinilah anak akan merasa tidak percaya diri bahkan minder jika temannya dapat berkomunikasi secara normal sedangkan ia sendiri tidak dapat berbkomunikasi secara normal.

c. Kesehatan
Dari segi kesehatan sendiri, penderita disleksia memang tidak ada gangguan secara fisik, namun jika dikaji secara lebih lanjut penderita disleksia dapat terkena gangguan syaraf terutama syaraf yang berhubungan dengan alat indra yang digunakan untuk komunikasi.
Gangguan bicara dan bahasa merupakan masalah yang sering terdapat pada anak-anak. Penyebab kelainan berbahasa bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi,antara lain kemampuan lingkungan,pendengaran,kognitif,fungsi saraf,emosi psikologi dan lain sebagainya. Dari segi kesehatan gangguan bicara dan bahasa biasanya dipengaruhi oleh kerusakan otak,antara lain :
• Kelainan neuromuskular
Biasanya kelainan ini mempengaruhi kemampuan menghisap, menelan, mengunyah, dan akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartria.
• Kelainan sensorimotor
Kelainan ini mempengaruhi kemampuan menghisap dan menelan dam akhirnya menimbulkan gangguan artikulasi,seperti dispraksia.
• Palsi serebral
Kelainan ini berpengaruh pada pernafasan, makan, dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat mengakibatkan distrasia dan dipraksia
• Kelainan persepsi
Kelainan ini menyebabkan anak kesulitan membedakan suara, mengerti bahasa, simbolisasi, mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar di sekolah.
Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya masalah pada area oral-motor di otak sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang bertanggung jawab menghasilkan bicara. Akibatnya, si anak mengalami kesulitan menggunakan bibir, lidah bahkan rahangnya untuk menghasilkan bunyi kata tertentu.
Selain dipengaruhi oleh kerusakan otak gangguan berbicara dan bahasa juga dipengaruhi oleh hambatan pendengaran. Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan keterlambatan bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka dia akan mengalami hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebab gangguan pendengaran anak adalah karena adanya infeksi telinga.
Kelainan bicara dan bahasa biasanya lebih banyak terjadi pada anak laki-laki,hal ini dikarenakan maturasi dan perkembangan fungsi verbal hemisfer kiri anak perempuan lebih baik.

d. Agama
Dari segi agama sendiri kita mengetahui bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap muslim, oleh karena itu penderita disleksia pun juga berhak menuntut ilmu setinggi-tingginya. Allah berfirman dalam QS.Al-Alaq 1-4 yang mana dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah mengutus umatnya ( nabi Muhammad SAW) untuk membaca,hal ini menggambarkan bahwa manusia juga dituntut untuk merengkuh ilmu setinggi-tingginya tanpa membedakan bentuk fisiknya. Walaupun mempunyai kekurangan dalam berkomunikasi, ini tidak dapat dijadikan alas an untuk tidak menuntut ilmu. Orang tua harus memberi perhatian ekstra dan meluangkan waktu khusus untuk anak. Ini dapat memberi motivasi anak agar tetap melangkah kedepan untuk menggapai cita-cita.


e. Lingkungan
Dari segi lingkungan, anak yang menderita disleksia sering mengalami minder, ini disebabkan karena adanya perbedaan bahasa dari si anak dengan lingkungan sekitar. Akibatnya dapat berpengaruh pada pergaulan sehari-hari, selain itu anak juga dapat mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Dari beberapa segi diatas kita sebagai tenaga kesehatan yaitu bidan harus mampu memotivasi sang anak, memberi semangat dan mengembalikan kepercayaan diri dari anak tersebut, bahwa setiap manusia tidak sempurna. Memberi penyuluhan pada ibu tentang apa disleksia itu, bagaimana gejala-gejalanya, pencegahannya dan bagaimana penangananya. Semuanya dapat kita atasi, dengan saling mengerti dan memahami antara anak dan ibu, dapat mengurangi resiko anak terkena disleksia.










BAB IV
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strutur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehimgga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor,ada faktor prenatal ada juga faktor postnatal. Faktor prenatal dipengaruhi oleh nutrisi dan keadaan pada ibu. Sedangkan faktor postnatal dipengaruhi oleh beberapa faktor lain,yaitu faktor lingkungan,fisik,psikososial dan keluarga.
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi selama beberapa periode,dan periode bayi dan anak adalah periode yang paling penting karena pada masa-masa ini merupakan masa-masa pembentukan pribadi seseorang,ketika baik lingkungan yang dihadapi selama masa ini maka sang anak kelak juga akan menjadi anak yang baik.
Pertumbuhan dan perkembangan sangat memerlukan stimulasi,karena dengan stimulasi maka bayi dapat mengetahui bahwa lingkungan sekitarnya merespon keberadaannya.
Tak ada sesuatu yang sempurna begitu juga dengan pertumbuhan dan perkembangan. Dalam pertumbuhan dan perkembangan terdapat beberapa gangguan atau masalah. Masalah yang terjadi bisa karena genetik namun bisa juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungna dan stimulan. Salah satu contoh gangguan dalam masa pertumbuhna dan perkembangan adalah gangguan bicara dan bahasa. Gangguan ini bisa dipengaruhi oleh penyakit akibat kerusakan otak maupun kurangnya stimulasi selama masa-masa pertumbuhan terutama pada umur 8 bulan keatas yang mana pada masa-masa tersebut anak sudah mulai bisa berkata “ma” atau “pa”. Namun alangkah baiknya bila stimulasi yang diberikan sebelum umur 8 bulan lebih optimal.



II. SARAN
1) Bagi para orangtua diharapkan lebih peka terhadap apa yang terjadi pada anaknya terutama pada periode-periode masa bayi
2) Keluarga bayi diharapkan memberikan dukungan secara langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi
3) Untuk para bidan diharapkan lebih teliti dalam memeriksa pertumbuhan dan perkembangan bayi serta anak

















DAFTAR PUSTAKA

Dr. Soetjiningsih,DSAK.1994. Tumbuh Kembang Anak. ECG : Udayana Bali
Monks,F.J.1982.Psikologi Perkembangan.UGM press : Nijgemen-Yogyakarta
Departemen kesehatan R.I.2006.Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Ditingkat Pelayanan Kesehatan. Departemen kesehatan R.I : Jakarta
Anggota IKAPI.UU Kesehatan dan Rumah Sakit Tahun 2009.Nuha Medika : Yogyakarta
Menkes JD.Disorder of mental development,in textbook of child Neurology,4th.Ed.Lea & Febiger,London 1990,763-789
Seputar Indonesia.Sabtu,23 Mei 2009
http://www.balita-anda.com/pendidikan-anak/395-disleksia-pada-anak.html
http://balitakami.wordpress.com/2008/11/25/terlambat-bicara/

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post