contoh ceramah: TIGA AMALAN BAIK



0 komentar
Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin, wassolaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil ambiyaai wal mursaliin, wa ‘alaa aali Muhammadin wa ashaabihil mujahidinattohiriina ‘amma ba’du.
Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji bagi Allah yang selalu melimpahkan nikmat, dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul di masjid yang penuh barokah ini untuk melaksanakan rangkaian Shalat Maghrib dan Shalat Isya’.
Keselamatan dan kesejahteraan semoga tetap dilimpahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya. Amin.
Terimakasih atas waktu yang diberikan kepada saya untuk memberi sediki tauziyah mengenai Tiga amalan Baik.
Bumi yang kita tempati adalah planet yang selalu berputar, ada siang dan ada malam. Roda kehidupan dunia juga tidak pernah berhenti. Kadang naik, kadang turun, ada suka ada duka, ada senyum ada tangis. Kadang dipuji sering juga dibenci. Maka, jangan harapkan keabadian dalam hidup kita, karena Allah Maha Adil.
Agar tetap tegar, tidak terombang-ambing dalam menghadapi segala kemungkinan tantangan hidup, kita harus memiliki pegangan dan amalan dalam hidup. Tiga amalan baik tersebut adalah Istiqomah, Istikharah, dan Istighfar yang bisa disingkat Tiga IS.
1. ISTIQOMAH
Yaitu kokoh dalam aqidah, dan konsisten dalam beribadah.
Orang yang Istiqomah selalu kokoh dalam aqidah dan tidak goyang keimanan bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun dihadapkan pada persoalan hidup, ibadah tidak ikut redup, kantong kering atau tebal, tetap memperhatikan haram halal, dicaci dipuji, sujud pantang berhenti, sekalipun ia memiliki fasilitas kenikmatan, ia tidak tergoda melakukan kemaksiatan.
“Dari Sufyan bin Abdullah berkata, bahwa aku telah berkta, “wahai Rasulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain Engkau. Nabi menjawab, ‘katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian beristiqomahlah’”. (HR. Muslim).

2. ISTIKHARAH
Orang yang beristikharah akan selalu meminta petunjuk kepada Allah SWT dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam mengambil setiap keputusan.
Setiap orang bebas berpendapat, baik berbicara, mengekspresikan diri melakukan suatu perbuatan. Tetapi dalam Islam tidak ada kebebasan yang tanpa batas. Batas-batas tersebut adalah aturan-aturan agama Islam itu sendiri. Sehingga seorang muslim akan selalu berpikir berkali-kali sebelum melakukan suatu perbuatan atau mengucap sebuah ucapan, ia kan selalu meminta petunjuk kepada Allah SWT.
Orang Bijak berkata, “Think today and speak tomorrow”
Kalau ucapan itu tidak baik apalagi sampai menyakiti hati orang lain maka tahanlah ucapan itu, jangan sampai terucap walau menahan ucapan menyakitkan. Tapi jika ucapan itu benar dan baik maka katakanlah, karena lidah akan lemas jika menahan kebenaran, teriakkan keadilan dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Nabi bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diamlah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Sabda Nabi ini sangat penting untuk diresapi, para pakar menuruti emosi berbicara tanpa logika, sampai muak juga kita setiap hari dijejali berita korupsi yang dilakukan petinggi Negara yan tidak ada ujung pangkalnya, tidak tahu kapan selesainya permasalahan korupsi ini. Mereka bertindak sekehendaknya tanpa mengindahkan etika agama.
Kita memasyarakatkan istikharah dalam segala tindakan yang kita lakukan, dalam setiap langkah kita, agar kita melakukan tindakan yang benar dan tidak menyesal kemudian hari.
3. ISTIGHFAR
Yaitu seorang muslim wajib selau introspeksi diri dan mohon ampun kepada Allah SWT.
Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa yang sebenarnyaitu merupakan penyakit yang dapat merusak kehidupan kita. Sehingga itu semua harus diobati. Saatnya kita introspeksi diri kita,mohon ampun dosa kita kepada Allah, selalu mengoreksi setiap tindakan untuk menyongsong keberhasilan. Maka jangan pernah marah ketika menerima kritik dan saran dari orang lain, jika itu memang membangun, mengapa tidak?
Contohnya, Dalam persoalan ekonomi, jika rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan oleh kemalasan kita, maka yang kita obati adalah sifat malas tersebut. Dan malas akan menjadi musuh kita. Jika tetap saja ekonomi menjadi masalh yang berkepanjangan, bisa saja itu karena dosa kita di masa lalu yang begtu menggunung. Sehingga Allah enggan untuk memberi kelancaran rezeki, maka jalan satu-satunya adalah beristighfar dan bertaubat, InshaAllah Allah akan memberi kelancaran rezeki.
رَحِيمًا غَفُورًا اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ يَسْتَغْفِرِ ثُمَّ نَفْسَهُ يَظْلِمْ أَوْ سُوءًا يَعْمَلْ وَمَنْ
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An Nisaa’: 110).
“Bahwasanya hatiku sering benar tertutup : karena itu aku selalu memohon ampun kepada Allah setiap hari seratus kali.” (H. R. Muslim)
“Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah melepaskan tiap-tiap kegundahan mereka, melepaskan tiap-tiap kesempitan mereka dan memberinya rezki secara tak terduga-duga.” (H. R. Abu Daud).
Sekali lagi, tidak ada kehidupan yang sepu dari cobaan maupun godaan. Agar kita tetap tegar dan selamat dalam menghadapi segala persoalan kehidupan, kita harus melakukan TIGA IS di atas.
Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menatap masa depan dengan keimanan dan rahmatNya yang melimpah. Amin.
Hanya ini yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Billaahi fii sabiililhaq fastabiqul khairat, wassalaamu ‘alaikum warohmatullaahi wabarakaatuh.

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post