KELOMPOK 6
1. BUDHI SANTOSA (090201050)
2. ERWI ROSALINA (090201051)
3. SUMIN TATIK LESTARI (090201052)
4. MEIGA ANGGRAINI (090201053)
5. STALASATUN KHASANAH (090201055)
6. ARIFAH NUR KHASANAH (090201056)
7. DEWI RATIH MERDEKA WATI (090201057)
8. FITRIANA SITORESMI (090201058)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2011 / 2012
DEMAM DENGUE PADA KEHAMILAN
A. PENGERTIAN
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue, dengan jalur transmisi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD mengakibatkan demam, kecenderungan perdarahan, trombositopenia, dan kebocoran plasma.
Kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan klinis DBD. Penyakit ini hampir tidak pernah mengakibatkan kelainan kongenital, tetapi kematian janin mungkin terjadi. Pada pasien hamil dengan risiko tinggi perdarahan (misal plasenta previa), infeksi DBD dengan trombositopenia menambah risiko perdarahan, dan anemia postpartum.
Tansmisi vertikal virus dengue, meskipun jarang, telah dilaporkan. Keadaan ini umumnya terjadi bila infeksi dengue terjadi menjelang kelahiran dan mengakibatkan bayi baru lahir mengalami kondisi klinis seperti DBD pada umumnya.
Sampai saat ini tidak ada kepustakaan yang menjelaskan secara spesifik hubungan antara kehamilan dengan demam Dengue. Namun bila dijumpai pada wanita hamil yang menunjukan gejala – gejala klinis seperti diatas, hendaknya dicurigai menderita Dengue Fever. Dan pengobatannya sama seperti demam Dengue tanpa kehamilan.
B. ETIOLOGI
Demam dengue ini bisa terjadi apabila nyamuk Aedes betina yang mengandung virus tersebut menggigit seseorang, dan memindahkan virus ini pada host yang baru ( tidak terjadi penularan dari satu orang ke orang lainnya secara langsung). Begitu virus masuk kedalam tubuh, virus akan menyebar ke berbagai kelenjar, terutama yang dekat dimana mereka mengadakan pembelahan. Virus-virus tersebut kemudian masuk ke sirkulasi darah.
Terdapatnya virus didalam pembuluh darah terutama yang memvaskularisasi kulit, akan menyebabkan perubahan pada pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah akan menjadi bengkak dan bocor. Limpa membesar dan jaringan hepar mengalami kematian. Terjadilah proses yang disebut Disseminated Intravaskuler Coagulation (DIC), kemudian bahan-bahan kimia yang bertanggung jawab terhadap pembekuan darah digunakan berlebih, dan akan beresiko terhadap terjadinya perdarahan yang berat. Selain virus menghinggapi seorang host, akan terjadi periode inkubasi. Selama masa ini (5-8 hari) virus mengadakan penggandaan diri.
C. PATHWAY & PATOFISIOLOGI
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
D. TANDA DAN GEJALA
a. demam tinggi selama 5 – 7 hari
b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
f. Nyeri belakang mata
g. Sakit kepala.
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah)
Periode awal penyakit ini berlangsung kira-kira 2-3 hari. Setelah itu demamnya turun dengan cepat, dan berkeringat banyak. Setelah sehari membaik, suhu tubuh pasien aka meningkat lagi walaupun tidak setinggi sebelumnya. Mulai timbul bintik-bintik merah di lengan dan kaki, dan meluas ke dada, perut dan punggung. Hal ini jarang mengenai daerah muka. Telapak tangan dan telapak kaki berubah menjadi merah terang. Kombinasi yang spesifik antara demam,rash, dan nyeri kepala disebut Trias Dengue.
Keluhan pertama adalah demam dan nyeri kepala, tapi keluhan awal lainnya tidak ada. Pasien mengalami batuk-batuk dan diikuti bintik-bintik merah (patechiae) pada kulit. Patechiae ini adalah tempat dimana pembuluh darah mengalami kebocoran, sehingga darah bisa merembes keluar. Selanjutnya pasien akan mengalami muntah-muntah dengan komponen berwarna kehitaman. Tanda ini merupakan petunjuk adanya perdarahan pada lambung. Dengan rusaknya pembuluh darah dan semakin besarnya kebocoran, menyebabkan menurunnya aliran darah ke jaringan ini diseebut Syok. Selanjutnya Syok bisa menimbulkan keuisakan pada organ-organ terutama hati dan ginjal.
Penyakit yang lebih parah bisa terjadi pada beberapa orang. Orang-orang tersebut mungkin pernah mengalami demam dengue sebelumnya. Begitulah seorang bisa mendapat demam dengue, kemudian sembuh dan mendapat inveksi ulang oleh virus. Pada kasus seperti ini infeksi pertama mengajarkan pada sistem imun untuk mengenali kehadiran arbovirus. Apabila sell imun ini bertemu dengan arbovirus pada infeksi berikutnya, akan terjadi reaksi berlebihan, dan penyakit ini disebut demam berdarah atau Dengue Hemoragic Fever (DHF) dan Dengue Syok Syndrome (DSS) dengan gejala dan keluhan yang lebih berat.
E. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas.
b. Shock atau renjatan.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran.
F. KLASIFIKASI
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.
G. MENEGAKKAN DIAGNOSIS
Menegakan diagnosis dengue terutama yang tidak khas dan sulit dibedakan dengan penyakit demam yang disebabkan oleh virus lainnya atau bakteri tidaklah mudah. Untuk itu ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk diagnosis DHF/DSS yaitu :
1. Gambaran klinik Dengue Fever adalah demam yang terjadi 2-7 hari yang diikuti 2 atau lebih sebagai berikut :
- Nyeri kepala hebat
- Nyeri belakang mata
- Mialgia berat
- Arthralgia
- Rash yang khas
- Manifestasi perdarahan
- Lekopenia
2. Kriteria laboratoriumnya meliputi satu atau lebih sebagai berikut :
Pemeriksaan penunjang
a. Darah
1) Trombosit menurun.
2) HB meningkat lebih 20 %
3) HT meningkat lebih 20 %
4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
5) Protein darah, NA dan CL rendah
6) Ureum PH bisa meningkat
b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1) Rontgen thorax : Efusi pleura.
2) Uji test tourniket (+)
3. Diagnosis DSS ditegakkan apabila dijumpai hal-hal seperti diatas ditambah bukti-bukti kegagalan sirkulasi sebagai berikut :
- Denyut nadi cepat dan lemah
- Sempitnya tekanan nadi (<20 mmHg)
- Hipotensi
- Dingin dan pucat
- Status mental berubah
H. PENGOBATAN DAN VAKSINASI
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk DF dan DSS karena infeksi virus ini adalah Self limited. Pengobatan Dengue Fever yang tanpa komplikasi adlah terapi suportif dan meliputi penghilangan rasa nyeri, penurunan temperatur tubuh, tirah baring dan pemberian cairan.
Yang terpenting adalah bagaimana mempertahankan volume cairan Intravaskuler. Pada kasus dengan perdarahan yang hebat, pemberian tranfusi sangat diperlukan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik.
Adapun tahapan-tahapannya meliputi :
a. Mengkaji data dasar, kebutuhan biopsikososialspiritual pasien dari berbagai sumber
(pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.
c. Kaji riwayat keperawatan.
d. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).
2. Diagnosa keperawatan .
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue dalam darah
b. resiko tinggi kurang volume cairan berhubungan dengan anorexia, muntah
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia, muntah
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas jaringan
e. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas jaringan.
f. Resiko Shock hipovolemik berhubungan dengan hipovolemia
3. Intervensi
Perumusan rencana perawatan pada kasus DHF hendaknya mengacu pada masalah diagnosa keperawatan yang dibuat. Perlu diketahui bahwa tindakan yang bisa diberikan menurut tindakan yang bersifat mandiri dan kolaborasi. Untuk itu penulis akan memaparkan prinsip rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan :
no Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue dalam darah
Tujuan
Hipertermi dapat teratasi
Kriteria hasil:
Suhu tubuh kembali mendekati normal
1) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh sampai keadaan cukup stabil.
2) Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
3) Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
4) Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.
5) Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari
6) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas
2. Resiko tinggi kurang volume cairan berhubungan dengan anorexia, muntah
Tujuan :
Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi
Kriteria hasil :
Volume cairan tubuh kembali normal
1) Kaji KU dan kondisi pasien
2) Observasi tanda-tanda vital (S,N,RR )
3) Observasi tanda-tanda dehidrasi
4) Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infuse
5) Balance cairan (input dan out put cairan)
6) Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia, muntah Tujuan:
Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil:
Intake nutrisi klien meningkat
1) Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
2) Timbang berat badan klien tiap hari
3) Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering
4) Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
5) Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
7) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar