MAKALAH PENGKAJIAN JIWA - RESIKO BUNUH DIRI



0 komentar
SKENARIO 1
KASUS :
Seorang pasien berusia 30 tahun dibawa ke Rumah Sakit oleh keluarganya karena tidak bisa tidur selama 3 hari. Pasien sering bicara sendiri, tidak mau keluar kamar. Perawat akan melakukan pengkajian pada psien tersebut.

PERTEMUAN 1 :
1. Do : bicara sendiri
Ds : tidak bisa tidur selama 3 hari
Bicara sendiri
Tidak mau keluar kamar
2. Pemeriksaan status mental : apakah ada inisiatif bunuh diri atau tidak
3. Penilaian terhadap stresor :
a. Fisiologi : nafsu makan
b. Biologi : apakah ada perubahan pada tubuhnya
c. Perilaku : amuk, percobaan bunuh diri
d. Sosial : mengurung diri, menarik diri dari masyarakat
e. Spiritual :
4. Faktor presipitasi / pencetus : putus cinta
Gagal panen
Ekonomi
Faktor predisposisi : broken home
Cacat fisik
5. Pemeriksaan lab : CT – Scan dan Pemeriksaan fisik
6. Sumber koping :
a. aset material : ketersediaan jamsostek, jarak RS dengan rumah
b. Dukungan sosial : dari keluarga, sahabat, perawat, dan lingkungan perawat
c. Kemampuan personal : ex  respon klien terhadap masalahnya
7. Konsep diri : peran, identitas, gambaran diri, citra tubuh, ideal diri

8. Mekanisme koping :
Ex : 1. berangkat sekolah naik bus dan akhirnya terlambat  menyalahkan bus yang terlalu lama berjalan padahal dia banngun kesiangan.
2. siswa yang mendapat nilai ulangannya jelek saat ujian, dia menggerutu menyalahkan gurunya padahal siswa itu sendiri yang tidak belajar.
3. putus cinta adaptif  belajar lebih semangat
Maladptif  putus cinta sedih berlebihan, menangis, mengurung diri.
9. Pemeriksaan Status Mental
a. Penampilan
b. Cara bicara
c. Tingkah laku
d. Interaksi sosial
e. Bahasa verbal – non verbal
f. Proses fikir
g. Kemampuan ADL
h. Halusinasi / ilusi
i. Waham / delusi
j. Afek
k. Orientasi
PERTEMUAN 2 :
Pengkajian adalah merupakan langkah atau proses keperawatan meliputi pengumpulan organisasi dan analisis informasi (American nurses Assosiation 1994).

FORMAT PENGKAJIAN ASKEP JIWA
1. IDENTITAS KLIEN :
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin : laki – laki / wanita
d. Alamat : tempat tinggal yang terakhir
e. Pekerjaan : jenis pekerjaan terakhir
f. Pendidikan : jenjang pendidikan
g. Suku bangsa : misal jawa, sunda, batak, dll.
2. ALASAN MASUK :
a. Apa yang menyebabkan klien dibawa ke RS oleh keluarganya
b. Apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi maslah klien
c. Bagaimana hasilnya
d. Tulis diagnosa medis multiaxial
3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
4. FAKTOR PRESIPITASI
(biologi, psikologis, sosial, pendidikan, ekonomi, pekerjaan, keluarga)
5. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Biologi ( apa ada riwayat kejang, trauma kepala, menderita panas yang tinggi saat tumbang, terjadi umur berapa?)
b. Psikologi : pengalaman yang tidak menyenangkan (kehilangan, kegagalan, perpisahan, kematian dan trauma selama tumbang) yang pernah klien rasakan.
c. Sosial
6. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
7. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
8. PENILAIAN TERHADAP STRESOR
9. SUMBER KOPING
10. MEKANISME KOPING ( wawancara)

11. FISIK ( ukur ttv, BB, TB)
12. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
• Genogram dibuat 3 generasi
• Gambarkan riwayat perceraian
• Gambarkan adanya anggota keluarga yang meninggal dan penyebab meninggal
• Gambarkan pasien tinggal dimana
• Pola komunikasi antar anggota keluarga
• Pengambilan keputusan dalam keluarga oleh siapa
• Bagaimana pola asuh orangtuanya dalam mengasuh pasien
• Genogram mencakup situasi lingkungan rumah
b. Konsep diri
• Gambaran diri
 Persepsi pasien terhadap bentuk dan fungsi tubuhnya
 Apakah ada bagian tubuh pasien yang tidak disukai
 Apakah ada bagian tubuh pasien yang mengalami kehilangan atau penurunan fungsi
 Bila tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai dan tidak mengalami penurunan fungsi, apakah pasien menerimanya
 Jika bagian tubuh pasien mengalami penurunan fungsi dan ada yang tidak disukai, apakah mempengaruhi terhadap orang lain dan lingkungan sosial
• Identitas diri
 Berisi status dan posisi pasien sebelum dirawat
 Kepuasan pasien terhadap sekolahnya, tempat kerjanya dan kelompoknya
 Jenis kelamin pasien, apakah merasa puas dengan jenis kelaminnya dan apakah perilakunya sesuai dengan jenis kelaminnya
 Bagaimana kepuasannya terhadap sekolah, pekerjaan dan kelompoknya serta jenis kelaminnya,
 Apakah mempengaruhi hubungan sosial dengan orang lain
 Bila pasien puas dengan posisinya dalam sekolah, pekerjaan, kelompok dan jenis kelaminnya, apakah pasien mampu menerima keadaan tersebut
• Peran diri
 Tugas dan peran pasien sebagai individu, anggota keluarga, anggota kelompok dan anggota masyarakat
 Apakah pasien dalam menjalankan perannya dari segi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ?
 Apakah pasien dapat menjalankan perannya sesuai dengan usianya? Misalnya pasien berusia 35 tahun termasuk usia dewasa, sudah bekerja atau menikah atau belum, jika belum apakah kondisi ini mempengaruhi hubungannya denga orang lain ?
 Apakah pasien sudah menikah atau belum, jika belum apakah pasien dapat membantu pekerjaan orang tua di rumah ?. Misalnya sebagai seorang laki-laki : apabila sudah apakah ada hambatan menjalankan peran sebagai ayah, sebagai suami, sebagai pencari nafkah ?. Jika ada hambatan dalam menjalankan peran sebagai anggota keluarga apa sampai mengganggu hubungan dengan orang lain ?
 Sebagai anggota masyarakat, apakah pasien dapat mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada di masyarakat (misalnya gotong royong, pengajian, arisan) ?, jika tidak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, apakah mempengaruhi hubungannya dengan orang lain ?
• Ideal diri
 Harapan pasien tentang tubuh, posisi, status, tugas dan fungsi
 Harapan pasien terkait dengan sekolahmya, pekerjaannya, keluarganya , terhadap penyakitnya dan terhadap cita-citanya
 Apabila pasien tidak mampu mencapai harapannya tersebut, apa yang dirasakan
• Harga diri
 Bagaimana hubungan pasien dengan orang lain terkait kondisi gambaran diri, identitas diri, peran , ideal diri
 Bagaimana pandangan pasien tentang penilaian atau penghargaan orang lain terhadap dirinya dan kehidupannya

c. Hubungan sosial
• Di rumah
Ketika di rumah, tanyakan orang yang paling dekat dengan pasien, misalnya sebagai tempat mengadu, tempat berbicara, tempat minta bantuan ? dikaji: Pengambilan keputusan dalam rumah , Pola komunikasi antar anggota keluarga, Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga, Sumber pembiayaan /ekonomi keluarga, Posisi kamar tidur pasien dengan ruang lain (ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan dan ruang tidur anggota keluarga yang lain).
• Di rumah sakit
Ketika di rumah sakit , tanyakan orang yang paling dekat dengan pasien, misalnya sebagai tempat mengadu, tempat berbicara, tempat minta bantuan ?
• Kegiatan kelompok apa saja yang diikuti pasien dalam masyarakat ?
• Kegiatan kelompok apa saja yang diikuti pasien di rumah sakit ?
• Apakah ada ketergantungan pasien terhadap seeorang atau orang lain yang mempengaruhi hubungan pasien dengan kelompok dan masyarakat
d. Spiritual
• Nilai dan keyakinan : Tanyakan pandangan dan keyakinan pasien tentang gangguan jiwa sesuai dengan budaya dan agama yang dianut ?. Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa ?
• Kegiatan ibadah : Tanyakan kegiatan ibadah yang dikuti secara individu atau kelompok, misalnya berdoa, sholat, kebaktian dll ?
• Tanyakan kepada pasien dan keluarga pandangannya tentang kegiatan ibadah ?

13. PENGKAJIAN STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan fisik : kondisi Rambut, kuku, kulit, gigi, cara berpakaian
b. Pembicaraan
• Pembicaraan pasien apakah : cepat, keras, gagap, membisu, apatis atau lambat ?
• Berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat yang lain tetapi tidak ada kaitan dan sulit dipahami (inkoheren) atau bicara kacau
• Tidak dapat memulai pembicaraan
c. Aktivitas motorik
• Lesu, pasif (hipomotorik), segala aktivitas sehari-hari dengan bantuan perawat atau orang lain
• Tegang, gelisah, tidak bisa tenang (hipermotorik)
• TIK (gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol)
• Agitasi (kegelisahan motorik, mondar-mandir)
• Grimasen (gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol pasien)

d. Alam perasaan
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dengan pasien meliputi adanya perasaan : sedih, putus asa, gembira, khawatirm takut (hasil wawancara divalidasi dengan hasil observasi, apakah disforia, efori)
Ditanyakan bukan dilihat.
e. Afek
• Data afek didapatkan dari respon pasien selama wawancara bukan didapatkan dari status pasien
• Jenis afek
 Apprópiate (tepat)
 Inapropiate (tidak tepat)
Datar (saat dilakukan wawancara pasien tidak menunjukkan perubahan roman muka atau ekpresi wajah, juga saat diberikan stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan )
Tumpul (Pasien hanya mau bereaksi atau memberi respon jika diberikan stimulus yang kuat, misalnya ditepuk atau diberikan pertanyaan dengan intonasi yang keras)
Labil ( Emosi pasien yang cepat berubah)
Tidak sesuai (emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada, misalnya ketika diajak berbicar hal-hal yang sedih, pasien malah tertawa terbahak-bahak)
f. Interaksi selama wawancara
• Interaksi selama wawancara apakah bermusuhan, tidak kooperatif atau mudah tersinggung
• Kontak mata selama wawancara (tidak ada kontak mata, mudah beralih dan dapat mempertahankan kontak mata)
• Defensif (selama wawancara pasien selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenarannya dirinya)
• Curiga (selama wawancara menunjukkan sikap perasaan tidak percaya pada orang lain
Dikaji selama proses wawancara dengan perawat

g. Persepsi
• Kaji adanya pengalaman pasien tentang halusinasi dan ilusi
• Bila pasien mengalami halusinasi, tanyakan jenis halusinasinya, isi halusinasinya, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi halusinasi muncul, respon atau perasaan selama halusinasi muncul, tindakan yang sudah dilakukan pasien untuk mengontrol atau menghilangkan halusinasi serta keberhasilan dari tindakan tersebut
h. Proses pikir
Data diperoleh melalui observasi selama wawancara dengan pasien
• Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan
• Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampi pada tujuan yang diinginkan perawat
• Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya
• Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topic ke topic lainnya tetapi masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan, akan tetapi perawat dapat memahami kalimat yang diucapkan oleh pasien
• Blocking : pembicaraan yang terhenti secara tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dapat melanjutkan pembicaraan lagi
• Reeming : pembicaraan yang secara perlahan intonasinya menurun dan kemudian berhenti dan pasien tidak sanggup melanjutan pembicaraan lagi (misalnya pada pasien depresi)
• Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali

• Tremor (Jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangannya dan menrentangkan jari-jari)
• Kompulsif ( kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan)

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post