REAKSI ANAK USIA INFANT TERHADAP HOSPITALISASI TERKAIT DENGAN ATRESIA ESOFAGUS



0 komentar
I. PENGERTIAN
Reaksi Hospitalisasi adalah reaksi yang bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan,kehilangan, perlukaan tubuh,dan rasa nyeri.

II. RESPON HOSPITALISASI PADA INFANT (0-1 tahun)
Cemas akibat perpisahan dengan orang tua (Separation anxiety) menyebabkan gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang, menyebabkan anak:
a. Menangis (karena berpisah dengan ibu, dan terpapar pada lingkungan baru dan orang-orang asing)
b. Marah (anak membutuhkan ibu dan ketika anak meminta ibunya, dan tidak diberikan maka anak akan marah)
c. Gerakan yang berlebihan (anak memberontak ketika dia merasa tidak nyaman dan cemas karena berada di lingkungan asing)

A. Respon infant akibat perpisahan dibagi tiga tahap:
1. Tahap protes (fase of protes)
a. Menangis kuat
b. Menjerit
c. Menendang
d. Berduka
e. Marah
2. Tahap putus asa (phase of despair)
a. Tangis anak mulai berkurang
b. Murung, diam, sedih, apatis.
c. Tidak tertarik dengan aktivitas di sekitarnya
d. Menghisap jari
e. Menghindari kontak mata
f. Berusaha menghindar dari orang yang mendekati
g. Kadang anak tidak mau makan.
3. Tahap menolak (phase dethacement/denial)
a. Secara samar anak seakan menerima perpisahan (pura-pura)
b. Anak mulai tertarik dengan sesuatu di sekitarnya
c. Bermain dengan orang lain
d. Mulai mmbina hubungan yang dangkal dengan orang lain
e. Anak mulai terlihat gembira
B. Kehilangan Fungsi Dan Control
Hal ini terjadi karena ada persepsi yang salah tentang prosedur dan pengobatan serta aktivitas di rumah sakit, misalnya karena diikat/restrain tangan, kaki yang membuat anak kehilangan mobilitas dan menimbulkan stress pada anak.
C. Gangguan Body Image dan Nyeri
1. Infant masih ragu tentang persepsi body image
2. Tetapi dengan berkembangnya kemampuan motorik infant dapat memahami arti dari organ tubuhnya, misalnya:sedih/cemas jika trauma atau luka.
3. Warna seragam perawat/dokter (putih) diidentikkan dengan prosedur tindakan yang menyakitkan sehingga meningkatkan kecemasan bagi infant.
4. Berdasarkan theory psychodynamic, sensasi yang berarti bagi infant adalah berada di sekitar mulut dan genitalnya. Hal ini diperjelas apabila infant cemas karena perpisahan, kehilangan control, gangguan body image dan nyeri infant biasanya menghisap jari, botol.
5. Perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah tidak menyenangkan, pergerakan tubuh yang berlebihan dan menangis kuat.
III. KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA INFANT DIKAITKAN DENGAN ATRESIA ESOFAGUS PADA ANAK
Secara ilmiah, setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami perkembangan. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan anak bervariasi dari satu anak dengan anak lainnya bergantung pada beberapa hal yang mempengaruhinya, sedangkan pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan sangat bergantung pada tahapan perkembangan mana yang sedang dilalui anak pada saat itu.
Terdapat berbagai pandangan teori pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Teori Perkembangan Psikoseksual ( Freud )
Anak memperoleh kepuasan dan kenikmatan yang bersumber pada mulutnya.
Hubungan sosial lebih bersifat fisik, seperti makan atau minum susu. Objek sosial terdekat adalah ibu, terutama saat menyusu. Ketidakpuasan pada masa oral akan menimbulkan gejala regresi (kemunduran), gejala perasaan iri hati. Reaksi dari kedua gejala itu dapat dinyatakan dalam beberapa tingkah laku seperti: menghisap jempol, mengompol, membandel, dll . Selain itu juga berdampak kepada perkembangan kepribadian anak seperti: merasa kurang aman, selalu bergantung kepada orang lain, egosentris, selalu meminta perhatian dari orang lain.
Pada kasus Atresia Esofagus, salivasi berlebihan sampai meleleh keluar dari mulut, tidak memberi kesempatan anak untuk berkembang berdasar tahap oral seperti menghisap ibu jari, payudara Ibu, maupun botol. Karena anak tidak bisa meminum susu dari payudara maupun botol, ini membuat anak ketergantungan pada selang sonde. Sehingga orangtua harus selalu meminumkan susu dengan rutin. Jika terlambat sedikit saja anak pasti akan menangis. Menangis anak selain dikarenakan lapar, juga karena nyeri dipasang sonde, dan anak tidak bisa bergerak bebas.

2. Teori Perkembangan Psikososial ( Erikson )
Percaya versus tidak percaya ( 0 – 12 bulan ) penanaman rasa percaya adalah hal yang sangat mendasar pada fase ini. Terbentuknya kepercayaan diperoleh dari hubungannya dengan orang lain dan orang yang pertama berhubungan adalah orang tuanya, terutama ibunya. Belaian cinta kasih ibu dalam memberikan perhatian dan memenuhi kebutuhan dasar anak yang konsisten terutama pemberian makan di saat anak lapar dan haus adalah sangat penting untuk mengembangkan rasa percaya ini. Bayi belajar bahwa orang tuanya dapat memberi perhatian dan cinta kasih melalui perlakuannya sehingga dapat menurunkan perasaan tidak nyaman.
Jika anak atresia esophagus mengalami hospitalisasi, itu akan membuat rasa percaya pada objek utama perkembangannya, yaitu Ibunya akan menurun. Karena anak harus menjalani perawatan bersama tim medis, dia harus berpisah dengan ibu dan itu yang akan meningkatkan rasa ketidaknyamanan serta kecemasan anak dikelilingi orang asing (tim medis: dokter, perawat). Maka alangkah baiknya system rooming in diterapkan untuk meminimalisasi kecemasan anak berpisah dari ibunya.
3. Teori Perkembangan kognitif (piaget)
Menghisap (sucking) adalah ciri utama pada perilaku bayi dan berkembang sekalipun tidak sedang menyusu, bibirnya bergerak-gerak seperti sedang menyusu. Apabila lapar bayi menangis, lalu ibu menyusuinya dan anak terdiam. Kemudian, jika ibu menyusui sambil bernyayi atau bersenandung, anak kemudian terdiam. Dilain waktu jika bayi menangis dan ibu menyanyi dan ibu bersenandung, bayi juga terdiam. Jadi, bayi belajar dan mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dengan dikondisikan oleh lingkungannya. Pada tahap ini, anak mengembangkan aktivitasnya dengan menunjukan perilaku sederhana yang dilakukan berulang – ulang untuk meniru perilaku tertentu dari lingkungannya. Jadi, perkembangan intelektual dipelajari melelui sensasi dan pergerakan.
Reflek menghisap anak dengan atresia esophagus lemah, karena salivasi yang berlebihan. Perawatan intensif anak yang sementara harus berpisah dengan ibunya, membuatanak merasa tidak nyaman dan cemas. Belum lagi prosedur perawatan yang invasive akan lebih memperburuk kondisi anak yang cemas.


IV. INTERVENSI PERAWATAN DALAM MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI PADA INFANT DENGAN ATRESIA ESOFAGUS

1. Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
a. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
b. Modifikasi ruang perawatan
2. Mencegah perasaan kehilangan control
a. Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
b. Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
c. Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
d. Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan
3. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
a. Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri
b. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
c. Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
d. Tunjukkan sikap empati
4. Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit
a. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
b. Mengorientasikan situasi rumah sakit.
Pada hari pertama lakukan tindakan: kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya Pada hari seterusnya usahakan agar dokter maupun perawat yang menangani adalah orang yang sama, itu bertujuan untuk mengembangkan rasa percaya anak terhadap orang lain

DAFTAR PUSTAKA
Wong, Donna L. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Nelson, Waldo E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak volume 1. Jakarta: EGC
Herman, fitriana. Perkembangan Psikoseksual Menurut Freud dan Erikson. 2011: Diakses pada 1 Desember 2011 12:51. URL: http://melatikalimantan.blogspot.com/2011/07/perkembangan-psikoseksual-menurut-freud.html
Yutino rosendri. Kelainan jantung bawaan. 2011: Diakses pada 1 Desember 2011 12:36. URL: http://yutinomyt.blogspot.com/2011/01/kelainan-jantung-bawaan-kjb-yr.html

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post