TUGAS PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN IV B ( PATOLOGI II ) “OOFORITIS“



0 komentar
Dosen Pembimbing : Hikmah Sobri S.Pd.M.Kes




Disusun oleh :
Pinky Defita 090105131
Isnaini Nur A 090105132
Fajar Ayu G 090105133
Marwati 090105134





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Syukur alhamdulilah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penyusun diperkenankan untuk menyelesaikan makalah asuhan kebidanan IV B sebagai syarat untuk melengkapi tugas pada semester genap tahun pelajaran 2011 di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Tidak lupa penyusun sampaikan rasa terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini :
1. Ibu Hikmah selaku dosen mata kuliah askeb IV B
2. Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan belajar yang tinggi
3. Teman- teman tersayang yang telah memberikan bantuan moral dan material sehingga memperlancar tersusunnya makalah ini.
Penyusun mengharap adanya saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini.
Wassalamu’aaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Yogyakarta , Maret 2011

Penulis






BAB I
PENDAHULUAN


I. LATAR BELAKANG
Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung jawab bersama laki-laki maupun perempuan. Karena itu baik laki-laki maupun perempuan harus tahu dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi. Kesalahan dimana persoalan reproduksi seringkali mengancam perempuan .
Gangguan kesehatan reproduksi sangatlah berpeluang besar terjadi pada perempuan. Dapat dilihat dari susunan organ tubuh, termasuk organ reproduksi. Organ reproduksi perempuan lebih kompleks dibanding dengan laki-laki. Sehingga membuat perempuan beresiko tinggi mengalami gangguan atau kegagalan dalam pembentukan ovum. Sehingga mengganggu dalm proses pembuahan.
Namun, tidak semua penyebab kegagalan disebabkan oleh perempuan, laki-laki juga dapat berpengaruh dalam proses pembuahan . Dalam setiap fase atau masanya perempuan memiliki masalah yang berbeda-beda.Oleh karena itu, kami akan membahas salah satu penyebab kegagalan pembuahan yang disebabkan ooporitis atau peradangan pada indung telur .

II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ooporitis ?
2. Apa penyebab dan gejala ooporitis ?
3. Bagaimana patofisiologi pada ooporitis?
4. Bagaimana cara pengobatan ooporitis ?

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ooporitis
2. Untuk mengetahui kenapa ooporitis dapat terjadi pada perempuan atau penyebab terjadinya ooporitis
3. Untuk menambah pengetahuan tentang pencegahan agar tidak terjadi ooporitis .
4. Untuk menambah wawasan tentang penanganan atau pengobatan ooporitis

IV. Manfaat
1. Memberikan penjelasan pada perempuan tentang gangguan reproduktif mengenai hal-hal yang terjadi bila mengalami ooporitis .
2. Memberikan informasi tentang pengobatan kepada perempuan apabila terkena ooporitis .















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Pengertian ooporitis
Ooporitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua ovarium. Peradangan ini biasanya terjadi dengan salpingitis (infeksi pada tuba fallopi), penyakit radang panggul atau infeksi lainnya. Ovarium adalah sepasang organ reproduksi internal yang menghasilkan telur dan karenanya ooforitis dapat mempengaruhi kesuburan.
Namun ketidaksuburan terjadi karena banyak factor penyebab, layakya sistem tubuh lainnya, sistem reproduksi akan mengalami penuaan seiring dengan bertambahnya usia. Hingga saat ini, masa yang terbaik bagi seorang perempuan hamil dan melahirkan adalah saat berusia 20 s.d.35 tahun. Begitu banyak organ dalam tubuh yang menyebabkan peradangan pada cairan yang mengelilingi indung telur,sehingga aktivitas indung telur terganggu, akibatnya mempengaruhi kesuburan .
II. Gejala dan Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh komplikasi yang disebabkan oleh keadaan lainnya seperti :
1. Salpingitis
2. Salpingo-ooforitis
3. Gondong - dapat menyebabkan parotidea ooforitis.
4. Kista ovarium
5. Follicular kista
Setiap keadaan yang menggunakan aktifitas normal dari tuba dapat menyebabkan infertilitas. Yang tersering sebagai penyebab dari keadaan ini ialah peradangan dari tuba. Keadaan lain yang jarang ialah perlekatan-perlekatan dari tuba dan ovarium sebagai akibat dari kelainan-kelainan intraabdominal seperti endometriosis, adsces appendix dan lain lain.Tumor pelvis, biasanya yang terletak intraligamenter dapat merubah kedudukan tuba, sehingga fibria tidak mencapai ovarium atau peristaltik tuba akan terganggu. Biasanya penyebabnya peradangan tuba ialah Go, tbc, streptococus, di mana salpingitis Go merupakan proses perdagangan yang tersering ditemukan.
Gejala-gejalanya meliputi :
1. Sakit panggul
Salah satu penyebab terbanyak ooporitis, adanya gangguan pada panggul yang dapat menyebabkan adanya nyeri pada panggul. Namun, tidak semua sakit nyeri dapat menegakkan diagnose bahwa seseorang telah mengalami ooporitis, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut .
2. Demam
Demam juga merupakan gejala yang menyertai ooporitis, karena adanya peradangan pada indung telur, mengakibatkan adanya gangguan pada system kekebalan tubuhm sehingga tubuh membuat reaksi penolakan dengan adanya demam atau suhu tubuh lebih dari normal .
3. Sisi kelembutan
Yang dimaksud dengan sisi kelembutan adalah pada saat dilakukan pemeriksaan internal, yang membutuhkan kehati-hatian yang tinggi, Karena kita ketahui bahwa mungkin penderita mengalami nyeri.
III. Mendiagnosis ooforitis
Ada beberapa cara yang dapat mendiagnosis apakah seseorang mengalamo ooporitis atau tidak, contohnya adalah sbb :
1. Pada penderita ooporitis sering ditemukan adanya gangguan perdarahan pada wanita. Gangguan perdarahan disebut penyakit Von Willebrand adalah sangat umum pada wanita, namun bila terjadi perdarahan yang tidak normal perlu dikaji lebih luas lagi .
2. Adanya kanker payudara tanpa benjolan: Ada bentuk yang kurang umum kanker payudara disebut kanker payudara inflamasi. Gejalanya bisa menjadi radang jaringan payudara, seperti dengan ruam payudara dengan kemerahan dan kehangatan.
3. Penyebab berat badan terkait ketidaksuburan: status berat badan seorang wanita dapat mempengaruhi tingkat kesuburan wanita. Walaupun obesitas atau kegemukan dapat dalam diri mereka mengurangi kesuburan.
IV. Pengobatan ooporotis
Kewenangan kita sebagai tenaga kesehatan yaitu bidan, membuat kita tidak dapt menangani sendiri apabila ada pasien yang mengalami ooporitis, namun pengetahuan dan cara penanganan yang tepat dalam menangani ooporitis wajib kita ketahui adapun penanganannya adalah sbb :
1. Pemasangan infuse
Ini bertujuan untuk mengganti cairan ouput karena pada penderita ooporitis mengalami demam dan seringkali disertai dengan adanya perdarahan akibatnya banyak cairan yang hilang sehingga harus segera diganti agar tidak terjadi syok hipovolemik .
2. Bedah drainase
Adalah salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengeluarkan darah setelah dilakukan operasi, dipasang pada daerah bekas operasi berfungsi untuk mengeluarkan sisa darah ditempat operasi .
3. Terapi antibiotik
Ini diberikan guna mengurangi infeksi akibat dilakukannya tindakan, obatnya meliputi Seftriakson, Doksisiklin, Cefoxitin. Namun tentu saja sesuai dengan terapi yang diberikan oleh dokter ahli kandungan .
BAB III
KASUS

Seorang ibu rumah tangga bernama Ny. Winda dengan umur 25 tahun, datang bersama suaminya ke BPS Melati untuk memeriksakan keadaanya kerena Ny. Winda mengeluh bahwa suduh hari mengalami demam dan nyeri pada daerah panggul serta menstruasi yang tidak teratur . Setalah dilakukan anamnese Ny. Winda sudah 2 tahun menikah tapi sampai saat ini belum mempunyai anak Dan hasil yang didapatkan adalah sbb :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 38,7 0C
TB : 155 cm
BB : 50 kg
.
















BAB V
PENUTUP

I. KESIMPULAN

Ooporitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua ovarium. Penanganan yang segera sangatlah dibutuhkan ketika seseorang mengalami masalah infeksi, salah satunya ooporitis, karena apabila tidak segera dilakukan tentu saja berpengaruh buruk terhadap penderita, dan menagkibatkan terganggunya pemenuhan kebutuhan bagi si penderita.

II. SARAN
1. Untuk setiap perempuan, diharapkan apabila ingin hamil harus direncanakan terlebih dahulu, harus melihat keadaanya terlebih dahulu.
2. Untuk tenaga kesehatan, diharapkan untuk selalu memberi pengarahan, KIE dan penyuluhan kepada masyarakat khususnya kepada perempuan agar kejadian ooporitis ini dapat dihindari














ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. N UMUR 25 TAHUN DENGAN OOPORITIS
DI BPS MELATI
Jl. Gampingan Baru No. 105, Bantul, Yogyakarta

No. Register : 101010
Tanggal pengkajian : 30 Maret 2011
Pukul : 10.15 WIB
Oleh : Bidan Eka
PENGKAJIAN DATA
Biodata / Identitas pasien suami
1. Nama : Ny. W Tn. N
2. Umur : 25 tahun 28 tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
5. Pendidikan : SMA STM
6. Pekerjaan : IRT Swasta
7. Alamat : Jln. Gunung Pring No. 415, Jln. Gunung Pring No.
RT 05/RW 01 415, RT 05/RW 01 Muntilan Magelang Muntilan Magelang
Jawa Tengah Jawa Tengah
8. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx





DATA SUBYEKTIF
1. Kunjungan saat ini kunjungan ulang
Keluhan utama
Pasien mengatakan sudah demam selama 3 hari dan nyeri pada daerah panggul serta perdarahan
2. Riwayat Perkawinan
Pasien mengatakan bahwa ia sudah menikah 1 kali, umur pernikahannya ± 2 tahun, status pernikahan syah
3. Riwayat menstruasi
Menarche umur : 13 tahun, siklus : 28 hari teratur, lama : 6-7 hari, banyak: 2 x ganti pembalut perhari.
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: P0Ab0Ah0
5. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/ sedang diderita
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC
b. Penyakit yang pernah/ sedang di derita keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, keganasan
c. Riwayat penyakit ginekologi
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ginekologi
d. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan demam sudah 3 hari dan nyeri pada panggul disertai dengan perdarahan.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi makan minum
Frekuensi 2 kali sehari 3 – 4 kali sehari
Macam nasi, sayur dan lauk air putih, dan teh
Jumlah 1 porsi habis 1 gelas habis
Keluhan tidak ada tidak ada
b. Pola eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 kali sehari 4– 6 kali sehari
Warna kuning kuning jernih
Bau khas khas
Konsistensi lunak encer
Keluhan tidak ada tidak ada
c. Pola aktivitas
Ibu mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Istirahat/ tidur: siang tidak pernah, malam 8 jam
Seksualitas: 1 kali dalam satu minggu
d. Personal hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali perhari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin: saat mandi, sehabis buang air kecil dan besar.
Kebiasaan mengganti pakaian dalam: setiap habis mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan: katun
7. Keadaan psiko social spiritual
a. Pengetahuan pasien tentang gangguan/ penyakit yang diderita saat ini
Pasien merasa khawatie dan cemas dengan keadaannya.
b. Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
Menurut pasien, gangguan reproduksi yang dialaminya tidak normal dan sangat mengganggu.
c. Dukungan keluarga
Suami menyarankan untuk kembali memeriksaan ketenaga kesehatan.
d. Ketaatan beribadah
Pasien taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutup aurat
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum sedang, kesadaran composmenthis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 38,7 0C
c. TB : 155 cm
BB : 50 kg
d. Kepala dan leher
Hiperpigmentasi : tidak ada hiperpigmentasi pada wajah dan leher
Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda
Mulut : bibir merah muda, kering
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
e. Payudara : pembesaran payudara normal
f. Abdomen : tidak ada bekas luka.
g. Ekstermitas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : positif
h. Genetalia luar
Tanda chadwich : tidak ada
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar bartholini: tidak ada
Pengeluaran : lendir dan darah
i. Anus : tidak ada hemoroid
2. Pemeriksaan dalam/ ginekologis
3. Pemeriksaan penunjang
Hb : 10 gram%

ASSESSMENT
Ny. W umur 25 tahun dengan suspect ooporitis .


PLANNING tanggal 30 maret 2011 pukul 11.00 WIB
1. Menjelasakan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien :
a. Keadaan umum tidak begitu baik.
b. Kesadaran compos mentis
c. TB : 155 cm, BB : 50 kg
d. TD : 100/70 mmHg. N ; 84x/m. P : 20 x/m. S : 380 C
e. Inspeksi Keadaan umum lemas
Klien mengerti tentang keadaannya .
2. Memberikan konseling agar klien tidak cemas bahwa keadaanya sekarang bukanlah sesuatu yang sangat membahayakan, sehingga dapat disembuhkan. Klien mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan .
3. Menjelaskan pada klien bahwa klien akan mendapatkan pelayanan lebih lanjut dengan pemasangan infus untuk mengganti cairan yang hilang akibat suhu tubuh yang tinggi dan perdarahan. Klien bersedia untuk dilakukan pemasangan infus dan bidan melakukannya.
4. Menganjurkan pada klien untuk lebih banyak minum. Klien mengerti penjelasan bidan .
5. Melakukan rujukan kepada dokter obsgyin untuk memastikan diagnose yang tepat sehingga penanganannya pun tepat. Klien bersedia untuk dirujuk dengan dokter obgsyn .

Ttd

Bidan Eka






DAFTAR PUSTAKA

Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan Praktikum Kesehatan Reproduksi

http://bataviase.co.id/detailberita-10443643.html

http://tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Konsultasi-Kesehatan/Gangguan-kesehatan reproduksi

Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post