TUGAS PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN IV B ( PATOLOGI II ) MYOMA UTERI



0 komentar
Disusun oleh :

Pingky Defita Luciana (090105131)
Isnaini Nur Anisyah (090105132)
Fajar Ayu Ginanjar (090105133)
Marwati (090105134)
Muharia (090105135)
Anita Rahmawati (090105136)
Hermia Fitri L (090105137)
Arwinda Nur (090105138)


PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah myoma uteri. Makalah ini diselesaikan karena bantuan beberapa pihak,maka kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Hikmah Sobri, selaku dosen pembimbing praktikum mata kuliah Asuhan Kebidanan IV B.
2. Ibu Rina selaku dosen mata kuliah askeb IV B
3. Teman-teman seperjuangan yang telah ikut menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari harapan sempurna untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dan semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, 24 Mei 2011

Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar belakang
Organ kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan organ genitalia eksterna. Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah satunya adalah myoma, myoma dapat mengenai organ genitalia interna dengan berbagai macam manifestasi dan akibatnya. Tidak terkecuali pada myoma uteri atau dikenal dengan tumor rahim. Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya. Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Walaupun jarang terjadi mioma uteri biasa berubah menjadi malignansi (<1%). Gejala mioma uteri secara medis dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk menoragia, ketidaknyamanan daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi. Kejadiannya lebih tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40 %. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-50 tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi sebelum menarke dan menopause. Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39%-11,87% dari semua penderita ginekologi yang dirawat.
Menoragia yang disebabkan mioma uteri menimbulkan masalah medis dan sosial pada wanita. Mioma uteri terdapat pada wanita di usia reproduktif, pengobatan yang dapat dilakukan adalah histerektomi, dimana mioma uteri merupakan indikasi yang paling sering untuk dilakukan

II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan myoma uteri?
2. Apa yang menyebabkan myoma uteri ?
3. Apa saja gejala dan tanda myoma uteri?
4. Bagaimana cara mendeteksi myoma uteri?
5. Bagaimana cara penanganan dan pengobatannya?

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana myoma uteri dapat terjadi pada perempuan .
2. Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan yang terjadi kerena gangguan sistem reproduksi salah satunya myoma uteri .
3. Untuk mengetahui penyebab dan cara mendeteksi myoma uteri.

IV. Manfaat
1. Memberikan penjelasan pada masyarakat khususnya perempuan dalam masa reproduktif mengenai hal-hal yang terjadi bila mengalami myoma uteri.
2. Mendeteksi secara dini yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perempuan apabila terkenamyoma uteri.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


1. Pengertian myoma uteri
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berada pada uterus atau organ rahim. Masyarakat umumnya menyebut mioma sebagai miom atau tumor otot rahim. Umumnya mioma uteri terletak pada dinding rahim dan dapat berkembang ke arah dalam atau ke arah luar. Statistik penderita mioma tidak diketahui secara pasti karena masih jarang karena umumnya mioma uteri ditemukan secara tidak sengaja dan umumnya jarang menimbulkan keluhan atau gejala. Umumnya sekitar 30% terjadi pada wanita yang berumur di atas 35 tahun. Mioma uteri dapat muncul lebih dari satu buah dan memiliki berat yang bervariasi mulai dari beberapa gram saja hingga mencapai 5 kg.
2. Penyebab myoma uteri
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
Jenis
Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis:
- Pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim (subserosa)
- Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim (intramural)
- Pertumbuhan ke arah rongga rahim (submukosa)
3. Gejala dan tanda myoma uteri
Kebanyakan mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin ataupun saat pemeriksaan ultrasonogafi (USG). Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah :
a. Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid.
b. Penekanan organ di sekitar tumor oleh mioma uteri seperti kandung kemih, saluran kemih (ureter), usus besar (rektum) atau organ rongga panggul lainnya sehingga menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena penekanan saluran kemih (ureter).
c. Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya reaksi peradangan steril di dalam rahim.
d. Teraba benjolan pada bagian bawah perut dekat rahim yang terasa kenyal.
e. Gangguan sulit hamil (infertilitas) karena terjadi penekanan pada saluran indung telur ataupun menyebabkan keguguran berulang (recurrent pregnancy loss).
f. Rasa nyeri biasanya diakibatkan oleh perubahan mioma uteri yang disebut degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Gejala sulit hamil ataupun keguguran berulang dapat disebabkan gangguan sumbatan pada saluran telur (tuba fallopi) dan gangguan implantasi sel telur yang telah dibuahi pada endometrium.
Sedangkan mioma uteri selama kehamilan dapat mengganggu kehamilan itu sendiri berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta.Sebaliknya, kehamilan juga dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar seiring dengan meningkatnya kadar hormon wanita (estrogen) selama kehamilan. Pembesaran yang cepat ini memicu perubahan dari mioma uteri (degenerasi) yang dapat menimbulkan rasa nyeri.



4. Cara mendeteksi myoma uteri
1. Pada pemeriksaan fisik, mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin.
Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih bermanfaat untuk mendeteksi kelainain pada rahim, termasuk mioma uteri. Uterus yang besar lebih baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri dapat menampilkan gambaran secara khas yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga sangatlah tepat untuk digunnakan dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri.

b. Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat untuk penegakkan diagnosis dan sekaligus untuk pengobatan karena dapat diangkat.

c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang ena keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.

5. Penanganan dan pengobatan myoma uteri
Bila mioma uteri berukuran kecil, tidak cenderung membesar dan tidak memicu keluhan yang berarti, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali termasuk pemeriksaan USG. 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun. Menopause dapat menghentikan pertumbuhan mioma uteri. Pengecilan tumor sementara menggunakan obat-obatan GnRH analog dapat dilakukan, akan tetapi pada wanita dengan hormon yang masih cukup (premenopause), mioma ini dapat membesar kembali setelah obat-obatan ini dihentikan. Jika tumor membesar, timbul gejala penekanan, nyeri hebat, dan perdarahan dari kemaluan yang terus menerus, tindakan operasi sebaiknya dilakukan.
Operasi pembedahan
Operasi pembedahan tergantung dari jenis dan letak mioma uteri. Pada kasus mioma submukosum dapat dilakuakan operasi histeroskopi untuk dilakukan reseksi mioma. Jika terdapat mioma uteri jenis subserosa atau intramural dapat dilakukan operasi pengangkatan mioma (miomektomi) melalui laparoskopi atau laparotomi. Banyak wanita dengan mioma uteri memilih untuk dilakukan miomektomi dibandingkan dengan histerektomi (pengangkatan rahim). Saat ini histerektomi tidak hanya dilakukan jika tidak ada rencana hamil lagi. Namun banyak fungsi rahim lainnya selain untuk memiliki keturunan. Akan sangat membantu jika Anda melakukan konseling dengan dokter Anda sehingga pengobatan yang diberikan akan menjawab keinginan dan keluhan Anda.












KASUS

Ibu Tia umur 35 tahun datang ke BPS Assyifa bersama suaminya. Ibu Tia mengeluh sudah 5 bulan terakhir ini mengalami menstruasi yang tidak teratur kadang jeda 2 atau 1 minggu menstruasi, mengalami nyeri haid yang hebat, susah buang air besar dan sering buang air kecil, ibu belum mempunyai anak padahal sudah 6 tahun menikah. Pada ssat dilakukan palpasi oleh bidan teraba benjola pada abdoment.hasil pemeriksaannya sebagi berikut:
Tekanan darah: 100/90 Mmhg
Nadi: 84 x/menit
Pernafasan : 60x/menit
Hb : 10 ml/gr



















ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. T UMUR 35 TAHUN DENGAN MYOMA UTERI
DI BPS AS-SYIFA
Jl.Dahlia No. 25 Sonopakis, Bantul, Yogyakarta

No. Register : 101010
Tanggal pengkajian : 25 Mei 2011
Pukul : 10.00 WIB
Oleh : Bidan Fita

DATA SUBYEKTIF
Pengkajian data Tanggal/jam : 25 Mei 2011/10.10 WIB
Biodata / Identitas Istri Suami
1. Nama : Ny. T Tn. B
2. Umur : 35 tahun 38 tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
5. Pendidikan : SMA STM
6. Pekerjaan : IRT Swasta
7. Alamat : Jl.Dahlia No. 25 sonopakis Bantul, Yogyakarta
8. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx

1. Kunjungan saat ini kunjungan ulang
Keluhan utama
Pasien mengeluh sudah 5 bulan terakhir ini mengalami menstruasi yang tidak teratur kadang jeda 2 atau 1 minggu menstruasi, mengalami nyeri haid yang hebat, susah buang air besar dan sering buang air kecil, ibu belum mempunyai anak padahal sudah 6 tahun menikah.
2. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah, syah dan lama pernikahan 6 tahun, ketika menikah umur Tn. B 32th dan umur istri 29 th .
3. Riwayat menstruasi
Menarche pada umur 13 tahun, Siklus : 28 Hari, Banyaknya:2x ganti pembalut, Lamanya: 6 hari, Sifat darah: encer.
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: P0Ab0Ah0
5. Riwayat kontrasepsi yang digunakan: pasien mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/ sedang diderita
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC
b. Penyakit yang pernah/ sedang di derita keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, keganasan
c. Riwayat penyakit ginekologi
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ginekologi
d. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sudah 5 bulan ini siklus menstruasinya tidak teratur, mengalami nyeri haid yang hebat dan gangguan eliminasi
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi makan minum
Frekuensi 2 kali sehari 3 – 4 kali sehari
Macam nasi, sayur dan lauk air putih, dan teh
Jumlah 1 porsi habis 1 gelas habis
Keluhan tidak ada tidak ada
b. Pola eliminasi BAB BAK
Frekuensi 3 kali seminggu 6 – 10 kali sehari
Warna kuning kuning jernih
Bau khas khas
Konsistensi lunak encer
Keluhan konstipasi tidak ada keluhan
c. Pola aktivitas
Ibu mengatakan kegiatan sehati-harinya adalah pekerjaan rumah tangga
Istirahat/ tidur: siang tidak pernah, malam 7 jam
Seksualitas: 1 kali dalam satu minggu
d. Personal hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali perhari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin: saat mandi, sehabis buang air kecil dan besar.
Kebiasaan mengganti pakaian dalam: setiap habis mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan: katun
8. Keadaan psiko social spiritual
a. Pasien taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutup aurat
b. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini
c. Keluarga dan suami mendampingi
d. Hubungan ibu dengan suami, keluarga, tetangga baik
e. Ibu menjalankan ibadah dengan baik di tempat tidur
f. Ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan
g. Adat dan kebudayaan masih sangat kental
h. Pengambilan keputusan dalam keluarga : ibu dan suami
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum cemas, kesadaran composmenthis
Tanda vital
Tekanan darah : 100/90 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 37 0C
TB : 155 cm
BB : 50 kg
a. Kepala : bersih, tidak berketombe,rambut hitam bersih
b. Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva anemis
c. Hidung : bersih, tidak ada polip
d. Telinga : simetris,tidak ada serumen
e. Mulut : bibir ucat, kering
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe dan tidak ada pelebaran vena jugularis
g. Payudara : pembesaran payudara normal
h. Abdomen : teraba benjolan saat dipalpasi dan tidak ada bekas luka.
i. Ekstermitas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : kanan kiri positif
j. Genetalia luar
Tanda chadwich : tidak ada
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar bartholini: tidak ada
Pengeluaran : darah menstruasi
k. Anus : tidak ada hemoroid

2. Pemeriksaan penunjang
Ultrasono grafi (USG)
Hb 10 mlgr

ASSESMENT
Ny. T umur 35 tahun dengan suspect myoma uteri




PLANNING tanggal 24 Mei 2011 pukul 11.00 WIB
1. Menjelasakan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien :
a. Keadaan umum klien baik
b. Kesadaran compos mentis
c. TB : 155 cm, BB : 50 kg
d. TD : 100/90 mmHg. N ; 84x/m. P : 20 x/m. S : 37 C
e. Inspeksi Keadaan umum klien normal
-Klien mengerti tentang keadaannya .
2. Memberikan konseling agar klien tidak cemas bahwa keadaanya sekarang bukanlah sesuatu yang sangat membahayakan,sehingga dapat disembuhkan.
-Klien mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan .
3. Menjelaskan pada klien tentang gangguan reproduksi diakibatkan oleh hormon estrogen
-klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh bidan .
4. Memberi dukungan dan menenangkan klien tentang keadaannya saat ini
-Klien merasa lebih tenang
5.Menganjurkan pada klien untuk melakuan pemerikdsaan USG supaya dapat ditegakkan diagnosanya.
-Klien bersedia untuk melakukan USG .
6. Melakukan rujukan ke dokter spesialis kandungan untuk penaganan lebih lanjut.
-Klien bersedia untuk dilakukan rujukan ke dikter kandungan.
7. Melakukan pendokumentasian
- Dokumentasi sudah dilakukan


Ttd

Bidan Fita
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Menstruasi merupakan hal yang sangat fisiologis yang dialami oleh setiap perempuan normal. Namun, apabila perdarahan menstruasi yang terlalu sering dan banyak serta nyeri perut yang hebat itu perlu diperhatikan karena itu merupakan suatu hal yang patologi dan merupakan salah satu tanda myoma uteri. Selain itu myoma uteri juga di pengaruhi hormon estrogen sehingga pada wanita yang menopause lebih sering terserang myoma uteri Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Kebanyakan mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin ataupun saat pemeriksaan ultrasonogafi (USG). Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor.

II. SARAN

1. Setiap perempuan hendaknya waspada terhadap gejala yang menunjukkan adanya myoma uteri .
2. Hendaknya bidan memberikan penyuluhan pada tiap perempuan mengenai myoma uteri.














DAFTAR PUSTAKA

http://nenkeliezbid.blogspot.com/2010/04/siklus-haid.html
http://akd3b.wordpress.com/2010/06/18/poliminorea/
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-nurmasadah-5571-3-babii.pdf
Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG
Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan Praktikum Kesehatan Reproduksi

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post