TUGAS PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN IV B “CA MAMMAE”



0 komentar
Disusun oleh :
Kelompok : 2
Kelas : 4C_1
1. Lusi Permanadewi 090105139
2. Tiara Puspitasari 090105140
3. Alfian Layli Permata 090105141
5. Aisyah Noor Hindria 090105143
7. Meita Khoerunnisa 090105145
8. Eni Soraya Maharani 090105146


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
CA MAMMAE
A. Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas
B. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1. Usia.
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
3. Pernah menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
4. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
5. Faktor genetik dan hormonal. Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orangtua/anggota keluarga kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor. Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
6. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
7. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
8. Pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen.
9. Preparat hormon estrogen. Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
10. Wanita yang belum mempunyai anak. Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
11. Obesitas pasca menopause. Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
12. Pemakaian alkohol. Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
13. Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
14. DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara.
C. Anatomi fisiologi
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran ke kelenjar interpektoralis.
2. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon, diantarnya:
a. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
b. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
c. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
D. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy).
E. Stadium Kanker Payudara
1. Stadium 1
Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total pada pasien adalah 70%. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.

2. Stadium 2A
Tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN. Sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 bahkan bisa sampai 5 cm dan tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah ketiak.
3. Stadium 2B
Tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN (belum menyebar kemana-mana). Biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
4. Stadium 3A
Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa atau keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium 3B
Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Selain itu juga penyebarannya juga sudah menyerang secara tuntas kalenjar limfa. Jika sudah demikian tidak ada alternatif lain selain pengangkatan payudara.
6. Stadium 4
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati atau otak. Atau bisa juga menyerang kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Sama seperti stadium 3, tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.
F. Gejala dan Tanda
1. Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.
2. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit.
3. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.,
4. Bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara.
5. Benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
6. Benjolan atau massa di ketiak,
7. Perubahan ukuran atau bentuk payudara,
8. Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah),
9. Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu),
10. Payudara tampak kemerahan,
11. Kulit di sekitar puting susu bersisik,
12. Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal,
13. Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara.
14. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
G. Pencegahan
Banyak faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembuhan jika masih pada stadium dini. Sadari, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.
H. Penanganan dan Pengobatan Kanker Payudara
Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan ke dokter atas kelainan yang dihadapinya.
1. Pembedahan, Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya ;
a. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
c. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
2. Radiotherapy (Penyinaran/radiasi), yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Therapy Hormon, Hal ini dikenal sebagai ‘Therapy anti-estrogen’ yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
4. Chemotherapy, Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
5. Pengobatan Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran sel cancernya.













ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
Ny. Y UMUR 36 TAHUN P2Ab0Ah2 DENGAN CA MAMAE
DI BPS LILI
Jl. Wonosari Km 7 Yogyakarta
No. Register : 468
Tanggal pengkajian : 14 Mei 2011
Pukul : 10.15 WIB
Oleh : Bidan Lili
A. SUBJEKTIF
Biodata / Identitas ibu suami
a. Nama : Ny. Y Tn. Z
b. Umur : 36 tahun 38 tahun
c. Agama : Islam Islam
d. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
e. Pendidikan : SMA S1
f. Pekerjaan : IRT TNI
g. Alamat : Gang. Gunung kemelut No. 114, RT 05/RW 01 kotagede
h. No. Telp : 085727166xxx 085727199xxx

1. Keluhan utama
Ibu mengatakan sejak hampir 3 bulan ini ibu merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri
2. Riwayat Perkawinan
Ny. Y mengatakan ini pernikahan yang pertama dan sah. Ibu menikah pada usia 24 tahun dan suami usia 26 tahun.
3. Riwayat menstruasi
Ny. Y mengatakan menarche usia 14 tahun, siklus menstruasi 30 hari selama 5-6 hari, ganti pembalut 2-3x sehari. Tidak ada dismenore dan flour albus.
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ny. Y mengatakan bahwa anak pertama lahir pada usia ibu 25 tahun, lahir normal, spontan,dan tidak mengalami gangguan apapun. Anak kedua lahir pada usia ibu 29 tahun juga dalam keadaan normal.
5. Riwayat kontrasepsi
Ny. Y mengatakan ibu menggunakan alat kontrasepsi IUD selama 2 tahun dan tidak mengalami keluhan.
6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/ sedang diderita
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC
b. Penyakit yang pernah/ sedang di derita keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, keganasan
c. Riwayat penyakit ginekologi
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ginekologi
d. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sering mengalami nyeri hebat pada payudara saat menstruasi dan ada benjolan.
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi makan minum
Frekuensi 2 kali sehari 7 – 9 kali sehari
Macam nasi, sayur dan lauk air putih, dan teh
Jumlah 1 porsi habis 1 gelas habis
Keluhan tidak ada tidak ada

b. Pola eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 kali sehari 7-8 kali sehari
Warna kuning kuning jernih
Bau khas khas
Konsistensi lembek encer
Keluhan tidak ada tidak ada
c. Pola aktivitas
Ibu mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari karena rasa nyerinya tersebut. Dan merasakan ketidaknyamanan saat beraktifitas dengan adanya benjolan dipayudara dan rasa nyeri.
d. Istirahat/ tidur: siang tidak pernah, malam 6 jam dan sedikit susah tidur.
e. Pola Seksualitas : 1 kali dalam satu minggu tetapi tidak rutin.
f. Personal hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali perhari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin: saat mandi, sehabis buang air kecil dan besar.
Kebiasaan mengganti pakaian dalam: setiap habis mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan: katun
b. Keadaan psiko social spiritual
a. Pengetahuan pasien tentang gangguan/ penyakit yang diderita saat ini
Pasien merasa khawatir dan cemas dengan keadaannya tahut kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
b. Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
Menurut pasien, gangguan reproduksi yang dialaminya tidak normal dan sangat mengganggu.
c. Dukungan keluarga
Suami menemani Ny.Y untuk memeriksaan keadaannya, untuk mengetahui bahwa Ny. Y dalam keadaan baik-baik saja atau tidak .
d. Ketaatan beribadah
Pasien taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutup aurat.





B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : sedang kesadaran : composmenthis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 36,7 0C
c. TB : 155 cm
BB : 50 kg
d. Kepala : rambut hitam, tidak rontok dan bersih
e. Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva sedikit pucat
f. Mulut : bibir merah muda, kering
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
h. Payudara : ada benjolan keras berukuran sekitar 3 cm,bisa digerak-gerakkan, payudara agak berwarna merah, kulit biasa sedikit seperti kulit jeruk.
i. Ketiak : tidak ada benjolan/massa.
j. Abdomen : tidak ada massa, bekas luka, atau operasi.
k. Ekstermitas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : kanan + / kiri +
l. Genetalia luar
Tanda chadwich : tidak ada
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar bartholini : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
m. Anus : tidak ada hemoroid


2. Pemeriksaan dalam/ ginekologis
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan


C. ASSESSMENT
Ny. Y umur 36 tahun P2Ab0Ah2 dengan ca mamae stadium 2A dengan masalah:
1. Asupan makanan dalam 1 hari yang kurang.
2. Kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari karena rasa nyerinya tersebut
3. Mengalami kesulitan istirahat/tidur malam
4. Khawatir dan cemas dengan keadaannya sekarang.

D. PLANNING Tanggal : 14 mei 2011 Pukul : 11.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien .bahwa pasien terkenan kanker payudara stadium awal yaitu stadium 2A. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. Kanker payudara stadium 2A artinya kanker dengan pembesaran kurang dari 5 tetapi belum menyebar ke ketiak atau kelenjar limfe.
Klien mengerti tentang keadaannya.
2. Memberikan konseling agar klien tidak cemas, dan mendukung pasien untuk tetap berusaha dan berdoa agar diberi kesembuhan,sehingga mendapatkan kesembuhan.
Klien mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan .
3. Menyarankan kepada klien agar tidak teralu stress dan tetap optimis bahwa Allah akan senantiasa memberikan kesembuhan bagi hamba-Nya yang selalu taat beribadah.
Klien mengerti dan mengatakan akan selalu berdoa kepada Allah SWT demi kesembuhannya.
4. Menjelaskan pada klien bahwa klien akan mendapatkan terapi analgetik untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu dengan diberi motrin.
Klien bersedia dan bidan melakukannya.
5. Memberikan motivasi kepada pasien untuk istirahat atau tidak memaksakan untuk beraktifitas dalam bebarapa hari agar aktifitasnya tidak merasakan gangguan.
Ibu bersedia untuk tidak memaksakan akifitasnya.
6. Menganjurkan pada klien untuk minum air hangat dan mengajarkan relaksasi dengan tiduran senyaman mungkin.
Klien mengerti penjelasan bidan .
7. Memberikan KIE tentang pentingnya nutrisi bagi ibu. Nutrisi merupakan bahan pokok tubuh dalam memberikan ketahanan dan stamina sehingga harus dipenuhi secara teratur.
Ibu mengerti dan bersedia untuk makan secara teratur.
8. Merujuk Klien ke Rumah Sakit/dokter obsgyn untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut atau pemeriksaan laboratorium.
Klien bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit/dokter obgsyn.

Yogyakarta, 14 mei 2011
(ttd)

Bidan Lili








DAFTAR PUSTAKA

http://obatherbal.biz
http://www.blogdokter.net
http://www.dechacare.com/
http://nusaindah.tripod.com

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post